Telekomunikasi
Warga Perbatasan Terganggu Sinyal Timor Telecom
Perwakilan masyarakat perbatasan Indonesia-Timor Leste pertanyakan gangguan sinyal.
Agustinus Atok, koordinator umum pengunjuk rasa yang mewakili masyarakat perbatasan Indonesia-Timor Leste, mengatakan bahwa pemerintah tidak punya kepedulian terhadap masyarakat Indonesia di perbatasan dalam segala hal, termasuk soal sinyal Timor Telecom yang masuk sampai ke wilayah Indonesia.
"Warga perbatasan selalu dirugikan dalam segala aspek. Soal infrastruktur jalan, jembatan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Kini, dihadapkan dengan masalah sinyal Timor Telecom," kata Atok.
Sinyal Timor Telecom masuk ke wilayah Indonesia sejak Timor Leste membangun sejumlah menara (tower) di perbatasan, Juli 2011. Diduga, Timor Telecom bekerja sama jaringan dengan operator di Indonesia sehingga ketika warga perbatasan mengaktifkan telepon seluler, jaringannya berpindah ke Timor Telecom dengan tarif yang jauh lebih mahal.
"Sudah 1 tahun lebih sinyal itu menyedot pulsa (uang) milik warga perbatasan, tetapi tidak pernah diatasi. Bupati dan pejabat daerah di perbatasan tahu masalah itu, tetapi sampai hari ini tidak ada tindak lanjut. Kondisi ini sangat merugikan masyarakat perbatasan," tutur Atok.