BBM
Ini Penyebab Antrean Solar di Manado Versi Pertamina
Pertamina telah melakukan penyelidikan langsung ke lapangan.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Anggota DPRD Sulut dapil Bitung, Mikson Tilaar, sehari sebelumnya bersuara keras dan mengkritik Pertamina. Ia menganggap Pertamina gagal karena tak bisa mengatasi distribusi bahan bakar minyak (BBM) terutama solar. Ia minta Pertamina untuk jujur dan mengemukakan apa yang menjadi penyebab solar langka di Manado dan sekitarnya. Pertamina telah memiliki jawaban atas kerisauan anggota dewan yang juga dirasakan pengusaha dan masyarakat atas sulitnya mengisi solar di SPBU karena antrean yang panjang.
Sales Representative BBM Retail Pertamina Manado, Dwi Timotius Kristanto kepada Tribun Manado, Rabu (31/10/2012) mengatakan, Pertamina telah melakukan penyelidikan langsung ke lapangan dan menemukan beberpa indikasi antrean solar di Manado dan sekitarnya.
"Dari evaluasi kami, terjadinya antrean kendaraan solar karena ada peningkatan permintaan solar subsidi yang signifikan. Mulai marak setelah tanggal 1 September 2012, harga solar nonsubsidi saat itu Rp 11.300 per liter naik Rp.700 per liter dari harga sebelumnya 15 Agustus sekitar Rp.10.600," ujarnya. Peningkatan makin intensif sejak tanggal 15 September harga solar non subsidi Rp 11.550 tiap liternya. Ia menjelaskan, penyaluran normal Sulut produk solar antara 180/210KL per hari sekarang menjadi sekitar 250KL per hari, bahkan sempat beberapa waktu dipasok sampai 320KL - 420KL solar per hari.
"Bahkan kami sempat tambah pasokan sampai 65%, namun tetap saja terjadi antrean. Kami pelajari kenapa terjadi peningkatan permintaan yg tinggi?" jelas Kristanto. Padahal menurutnya saat ini di Sulut sedang tidak ada mudik lebaran, panen raya, perayaan Natal, tahun baru, pengucapan syukur, event-event internasional seperti WOC atau Sail Bunaken dan sebagainya yang membutuhkan peningkatan suplai solar signifikan.
Maka berdasar dari data-data di lapangan disimpulkan, ternyata kuat hubungannya antara kenaikan harga solar nonsubsidi dengan antrean. Ditengarai dengan penjualan solar subsidi di SPBU solar nonsubsidi penjualan menurun bahkan nihil. Dan ditemukan pula marak terlihat mobil atau truk yang isi bolak-balik di SPBU. Demikian pula banyak mobil tanki modifikasi dengan skali isi sampai dengan 200-400 liter, padahal besaran solar tersebut bisa untuk jatah beberapa mobil.
"Selain itu ada pengisian solar dengan jeriken padahal itu ilegal. Bahkan Spv SPBU kami melaporkan pernah diancam nyawanya dan dikejar karena menolak melayani mobil Panther dengan tangki modifikasi yang bisa diisi sekitar 200 liter," jelasnya.