Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perekonomian

BP4K Mitra Terus Dampingi Petani dan Nelayan

BP4K Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), terus berupaya memaksimalkan kinerjanya dalam memberikan pendampingan bagi para petani dan nelayan

Penulis: | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Pengasihan Susanto Amisan

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Meskipun dari sisi jumlah jelas sangat terbatas, namun para penyuluh yang ada di Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), terus berupaya memaksimalkan kinerjanya dalam memberikan pendampingan bagi para petani dan nelayan yang ada di Kabupaten Mitra.

Ditemui usai panen cabe di kebun kompleks Blok B Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mitra, Senin (29/10), Kepala BP4K, Herman Kusakoy mengungkapkan bahwa tenaga penyuluh yang ada di kantor yang dipimpinnya itu berjumlah 54 orang. Jumlah tersebut jelas sangat terbatas untuk mengcover 144 Desa/Kelurahan yang ada di Mitra, karena idealnya setiap desa, paling kurang diisi oleh seorang tenaga penyuluh. "Idealnya memang setiap desa mesti satu orang, namun karena terbatas tenaga, kami mengupayakan yang ada untuk mencover semua desa/kelurahan," ungkap Kusakoy.

Keterbatasan jumlah tenaga penyuluh kata Kusakoy tidak menurunkan semangat untuk terus giat mendampingi petani, khususnya kelompok tani yang ada di semua desa di Kabupaten Mitra. Apalagi dalam upaya mensukseskan program unggulan Pemkab Mitra, yakni Gerakan Tanam Padi (Gemtadi), yang pada tahun 2012 dan 2013 dicanangkan target 10 hektar per kecamatan. "Pendampingan itu mencakup penggunaan tegnologi pertanian, faritas baru dan unggulan serta hal lain yang terkait dengan kebutuhan ekonomi petani," jelasnya

Ditambahkannya bahwa saat ini, pihaknya lagi giat melakukan penyuluhan tentang penggunaan sisten Jajar Legowo kepada masyarakat petani, karena hasil temuan terbaru di bidang pertanian itu terbukti meningkatkan hasil produksi pangan, khususnya padi, hingga dua kali lipat dari hasil produski normal. "Biasanya hasil panen berkisar antara tiga hingga tiga setengah ton per hektar. Namun dengan penerapan sistem jajar legowo disertai faritas unggulang, seperti Impari dan pemupukan teratur, hasil produksi bisa meningkat mencapai 6,5 ton per hektar. Sistem ini pun sudah berhasil diterapkan di Ranombolai, Desa Molompar, Kecamatan Tombatu Timur," urainya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved