Narkotika
SBY Semakin Inkonsisten Perangi Kejahatan Narkoba
Anggota DPR dari Golkar, Bambang Soesatyo mempertanyakan sikap dan pendirian presiden SBY dalam perang melawan jaringan kejahatan narkoba
Menurut politisi Partai Golkar ini, sikap dan pendirian SBY semakin inkonsisten dalam perang melawan jaringan kejahatan narkoba di dalam negeri. "semakin inkonsisten," tegas Bambang kepada Tribunnews, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
Hal ini disampaikan anggota komisi III DPR menanggapi kebijakan SBY memberikan grasi kepada tiga pelaku narkoba kelas kakap yaitu WNA asal Australia Corby, dan baru-baru ini kepada Deni Setia Maharwan dan Merika Pranola alias Ola.
Bambang tegaskan, meringankan hukuman bagi terpidana narkoba secara terus menerus sangat berbahaya. Karena itu pertama, akan menghilangkan efek jera. Dengan itu organisasi kejahatan narkoba internasional akan terus merangsek ke Indonesia untuk mengembangkan sel-sel jaringannya hingga ke pelosok pelosok daerah.
Kedua, akan menghancurkan moral aparat penegak hukum di lapangan. "Mereka merasa kerja kerasnya sia sia, karena para penjahat narkoba tidak diganjar hukuman setimpal. kalau moral aparat hancur, persoalannya menjadi sangat serius," ujarnya.
"Saya khawatir, organisasi kejahatan narkoba sudah menyusup ke tubuh birokrasi negara," ia menengagarai.
Sebelumnya, juru Bicara Mahkamah Agung (MA), Djoko Sarwoko, Jumat (12/10/2012) mengungkapkan, yang mengubah penjatuhan pidana mati menjadi pidana penjara seumur hidup bagi Deni bukanlah MA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lah yang mengubah ketentuan tersebut melalui grasi.
Keputusan SBY itu sendiri bertentangan dengan pernyataan dan komitmennya saat Hari Antinarkoba pada Jumat, 30 Juni 2006 lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan dirinya banyak menerima permintaan grasi dari para pelaku kejahatan narkoba, namun ia menyatakan tidak akan mengampuni mereka dan akan menolak permohonan grasi para penjahat narkoba.
"Saudara Ketua Mahkamah Agung, saya sendiri, tentu memilih untuk keselamatan bangsa dan negara kita, memilih keselamatan generasi kita, generasi muda kita dibandingkan memberikan grasi kepada mereka yang menghancurkan masa depan bangsa," tegas Presiden ketima memberikan sambutan dalam peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, saat itu.
SBY mengingatkan para pembuat dan pengedar narkoba bahwa pemerintahannya sama sekali tidak akan memberikan toleransi kepada mereka yang dengan sengaja memproduksi dan mengedarkan narkoba secara ilegal.