Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kunjungan ke Tribun Manado

Joice Masterchef Indonesia Ingin Habiskan Masa Tua dengan Memasak

Umur bukan penghalang untuk bisa berprestasi

Penulis: | Editor:
zoom-inlihat foto Joice Masterchef Indonesia Ingin Habiskan Masa Tua dengan Memasak
TRIBUNMANADO/MAXIMUS GENEVA
Joice Pesulima saat mengunjungi Tribun Manado
Laporan Wartawan Tribun Manado Rine Araro

Umur bukan penghalang untuk bisa berprestasi. Buktinya Joice Pesulima yang merupakan kontestan Masterchef Indonesia season 2 ini mampu bersaing dengan kontestan yang lebih muda. Ia pun berbagi ceritanya selama mengikuti ajang memasak ini kepada Tribun Manado.

Berawal dari hobinya memasak, wanita yang akrab dipanggil Tante Joice oleh kontestan lainnya, mengisi formulir pendaftaran Masterchef Indonesia lewat internet. Namun saat mengisi formulir tersebut, dirinya sengaja tak melampirkan semua data tentang dirinya yang sering mengikuti lomba memasak. "Namanya orang tua itu kan hobi masak. Saya hanya ingin menyalurkan hobi saja," ujar Joice saat berkunjung ke redaksi Tribun Manado, Minggu (7/10).

Mengisi formulir disaat terakhir pendaftaran membuat Joice berpikir kalau dirinya tidak akan dipanggil untuk mengikuti audisi. Ia pun memilih untuk berangkat ke Pekan Baru mengikuti sebuah acara. Ternyata, ia mendapat telepon dari pihak penyelenggara untuk mengikuti audisi  di Jakarta.  Joice pun harus bersaing dengan 18 ribu peserta lainnya. "Dari 18 ribu kemudian disaring menjadi 220  hingga  32 besar," kata Joice.

Di 32 besar ini, setiap kontestan dipanggil untuk memasak di hadapan para juri. Dari setiap masakan juri akan menilai apakah mereka layak untuk melanjutkan ke babak 20 besar. Saat itu, bola-bola daging yang dimasak Joice memikat hati para juri yakni Chef Degan Degan Septoadji Supriyadi, Chef Rinrin Marinka, dan Chef Juna Rorimpandey. Bahkan saat itu Joice mendapat pujian dari Chef Degan yang menyebutkan kalau Joice memasak dengan passion. "Saya orang pertama yang menerima apron. Saking senangnya saya sampai lompat-lompat," tuturnya.

Begitu pula saat memasuki galeri Masterchef untuk pertama kalinya. Joice yang merupakan kontestan paling tua, sempat menangis karena bangga bisa mencapai 20 besar. Rasa bangaa juga dirasakan Joice ketika tantangan memasak ikan. Ia pun memasak ikan acar kuning yang memikat hati para juri. "Senangnya waktu Chef Degan bilang mau jual masakan saya ini di restorannya," ucap Joice.

Tantangan demi tantangan terus dihadapi Joice. Baginya, setiap tantangan yang diberikan di Masterchef semakin memacu dirinya untuk terus berkreasi. Begitu bahan diberikan dalam waktu yang sangat singkat ia harus memikirkan untuk memasak apa. "Yang ada di pikiran saya adalah memasak dan harus enak, jadi bisa fokus mengerjakannya. Soal menang atau tidak dalam tantangan tersebut itu belakangan," ucapnya.

Bukan tak ada kendala selama mengikuti Masterchef. Karena keseleo ketika akan mengikuti tantangan selanjutnya yang ternyata lokasinya di lokasi Militer YONKAV 7, Joice merasa secara fisik dia sudah tidak kuat lagi. Rasa capek yang dirasakannya membuat ia ingin secepatnya keluar dari karantina. Ia pun sempat merasa eneg  melihat masakan. "Saya telepon anak dan suami saya, tapi mereka selalu memberikan semangat. Akhirnya saya ke kamar mandi dan teriak sekuat tenaga," cerita Joice.

Selain rasa sakit, kendala lain yang dihadapi Joice adalah ketika tantangan yang diberikan berupa masakan internasional. Keterbatasan bahasa membuat dirinya kadang tidak mengerti apa bahan-bahan yang ditulis dalam resep. Sama seperti ketika tantangan Mexican Seafood Soup. Tantangan ini mengharuskan para kontestan menebak bahan-bahan untuk membuat sup Mexico ini. Alhasil, Joice pun salah menulis Jalapeno (cabai khas Mexico) . "Saya tidak tahu kan itu namanya apa, jadi tulis saja itu lombok (cabai) hijau," katanya.

Keadaan kaki yang masih sakit membuat Joice makin tidak kuat fisiknya. Meski menang di tantangan Rainbow Cake, namun Joice harus masuk ke presure test dan tantangan yang diberikan adalah Shish Kebab Roush Bi Lahm. Karena kebabnya kering, Joice pun harus pulang meninggalkan galery Masterchef. "Yang bikin saya menangis saat itu, karena Chef Degan mengatakan bahwa dia salut terhadap saya, meski sudah berumur 60 semangatnya tidak kalah dengan kontestan yang muda,"  ucap wanita yang suka sama sayur lodeh ini.

Selesai dari Masterchef, ia pun tak menyangka respon dari masyarakat Indonesia terhadap dirinya.  Saat jalan-jalan ke mal, ia sudah dikenali pengunjung. Bahkan saat mengunjungi sekolah cucunya yang berada di Bitung, Joice tak menyangka sudah ada banyak penggemar yang menanti dirinya. "Wah sudah seperti artis nomor wahid saja. Tapi ini semua anugerah dan mujizat dari Tuhan," kata wanita yang mendapat julukan Lidah Setan dari para kontestan dan juri Masterchef ini.

Joice pun berniat untuk terus memasak bahkan di masa tuanya, ia ingin terus berkreasi dalam memasak."Saya senang memasak dan saya akan terus berkarya. Saya ingin memotivasi ibu-ibu rumah tangga yang ada di Indonesia untuk tidak takut bermimpi menjadi seorang chef. Saya yang sudah berusia 60 tahun saja bisa, kenapa yang lain tidak," tutur Ketua Rudy Choirudin Fans Club ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved