Gunung Lokon Meletus
Abu Lokon Bikin Warga Tinoor Sulit Bernafas
ktivitas kami jelas sangat terganggu dengan adanya abu ini.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Dampak akibat letusan Gunung Lokon, Jumat (5/10) lalu sekitar pukul 21.37 Wita mulai dirasakan masyarakat Tomohon, terutama mereka yang bermukim di wilayah Kelurahan Tinoor I dan II, Kecamatan Tomohon Utara.
Masyarakat di kedua wilayah tersebut mengaku mulaikesulitan untuk bernafas dan melakukan aktivitasnya, karena tebalnya abu vulkanik yang menghujani wilayah mereka, akibat letusan Gunung Lokon setinggi 1.500 Meter belum juga dibersihkan.
Abu masih tampak menghiasi atap rumah warga, pagar, hingga memenuhi jalan-jalan utama. “Biasanya ketika abu vulkanik menghujai wilayah kami, sudah ada kendaraan pemadam kebakaran yang datang untuk menyemprot air, membersihkan abu yang menutupi jalan.
Tapi, sekarang tidak tahu apa kendalanya hingga mereka belum tiba,” ujar Anton Sulu (65), warga Kelurahan Tinoor II Lingkungan IV kepada Tribun Manado, Sabtu (6/10).
Akibat kondisi tersebut menurut Anton, warga menjadi kesulitan untuk bernafas maupun melakukan aktifitas lainnya, karena tebalnya abu vulkanik yang menghiasi wilayah mereka. “Aktivitas kami jelas sangat terganggu dengan adanya abu ini, meski sudah menggunakan masker, tapi tetap saja sulit untuk bernafas. Apalagi jika ada angina tau kendaraan yang lewat, abu langsung beterbangan dan masuk ke rumah-rumah warga, dan sangat mengancam kesehatan kami,” tuturnya.
Ancaman lain akibat adanya abu itu, kata Anton adalah cepatnya proses perkaratan atap rumah, akibat tingginya kandungan asam pada material abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Lokon. “Terus terang saya khawatir jika abu tidak dibersihkan atau hujan tidak turun, maka atap (seng) rumah kami akan cepat mengalami keropos hingga rusak. Dampak lain yang bisa ditimbulkan adalah rusaknya buah Cengkih yang baru saja berbunga,” tegasnya.
Oscar Lolowang, warga Tinoor II lainnya mengatakan pemerintah mestinya lebih cepat mengantisipasi dampak langsung yang ditimbulkan akibat letusan Gunung Lokon, sebelum menjadi lebih parah. “Jika kondisinya hanya dibiarkan begini saja, maka tinggal menunggu waktu saja, semua warga pasti terkena penyakit infeski saluran pernafasan akut (ISPA), akibat banyak menghirup udara yang mengandung abu vulkanik. Memang ada masker, tapi tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi warga,” ungkapnya.
Abu vulkanik, kata dia juga mengancam kesehatan mata warga, jika dibiarkan beterbangan diudara dan memenuhi jalan-jalan utama. “Kami disini kesulitan untuk membersihkan abu itu, karena memang ketersediaan air sangat sedikit. Untuk mandi saja sangat susah,” kata Oscar.
Oscar menuturkan perilaku yang ditunjukkan Gunung Lokon akhir-akhir ini, memang cukup membuat warga panik, sebab terdengar bunyi dentuman keras dan getaran cukup kuat. “Mudah-mudahan saja meski terjadi letusan, tapi eskalasi ancamannya tidak meningkat, sehingga warga tidak perlu lagi mengungsi seperti terjadi pada tahun 1991 lalu, saat Gunung Lokon meletus hebat,” ungkapnya.
Detje Tileng, Lurah Kelurahan Tinoor II menjelaskan letusan Gunung Lokon cukup mengejutkan sekitar 1.700 warganya, sebab untuk kedua kalinya memberi dampak langsung setelah letusan dahsyat pada tahun 1991 lalu. “Tapi sebagai pemerintah, kami tetap berusaha melindungi dan menenangkan warga, jika terjadi letusan agar tidak terlalu meresahkan,” tuturnya.
Dolvien Karwur, Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon menjelaskan abu vulkanik Gunung Lokon memang berpotensi menyebabkan penyakit ISPA, sehingga warga diharapkan tetap menggunakan masker, saat beraktifitas di luar rumah. “Jika merasa sakit, segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, dokter dan perawat disana selalu siaga,” tegasnya.
Sementara itu, aparat berwajib dari Koramil dan Polres Tomohon langsung melakukan pemantauan dan menenangkan warga untuk menghindari terjadinya kepanikan, ketika Gunung Lokon meletus. "Personil Koramil sudah ikut menenangkan warga agar tidak panik, jadi kami harapkan semua tetap tenang karena kami tetap siaga," ungkap Kapten Kavaleri Ahmad Nurdin, Danramil Tomohon.
Letusan Susulan Berpeluang Terjadi
Terpisah, Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon mengatakan letusan susulan masih mungkin terjadi, setelah erupsi semalam, dengan meningkatnya kegempaan yang terpantau pada Sesmograf.
“Kegempaan Gunung Lokon meningkat lagi, jadi peluang letusan masih tetap ada. Masyarakat harus tetap waspada dan hati-hati, dengan tidak beraktifitas dalam radius bahaya 2,5 Km,” terangnya.
Sejak pukul 06.00 Wita, terekam 2 gempa tektonik jauh dengan amplitudo 12 hingga 46 mm, dan 30 gempa vulkanik dalam serta 87 kali gempa vulkanik dangkal, juga tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 44 mm. “Status Lokon masih tetap siaga,” tukas Farid.