Gunung Lokon Meletus
Tanaman Masyarakat Terancam Rusak
Dampak akibat letusan Gunung Lokon masih dirasakan oleh masyarakat Tomohon, terutama mereka yang bermukim di wilayah Kelurahan Tinoor,
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID— Dampak akibat letusan Gunung Lokon
masih dirasakan oleh masyarakat Tomohon, terutama mereka yang bermukim di
wilayah Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon Utara, sehari setelah terjadi
letusan dahsyat, Jumat (21/9).
Masyarakat mengaku
masih kesulitan untuk bernafas dan melakukan aktivitasnya, karena abu vulkanik
akibat letusan Gunung Lokon setinggi 2.500 Meter belum juga dibersihkan. Abu
masih menghiasi atap rumah warga, pagar, jalan-jalan utama, hingga tanaman di
kebun mereka, Sabtu (22/9) kemarin.
“Jika hujan
tidak turun juga, maka kami khawatir abu vulkanik akibat letusan Gunung Lokon
dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat disini, karena bisa merusak
tanaman warga, seperti pisang yang sebentar lagi dipanen,” kata Eka Rapar (41),
warga Kelurahan Tinoor II Lingkungan I, kepada Tribun Manado.
Ia menjelaskan
abu vulkanik yang menempel pada buah pisang, dapat membuat perubahan warnga
menjadi kecoklatan, hingga pisang tak lagi matang tapi menjadi rusak atau
busuk. “Pada hal sudah hampir 6 bulan, pisang itu kami tanam dan pelihara
dengan baik. Tapi, jika hujan turun itu menjadi berkat karena dapat menyuburkan
lahan,” jelasnya.
Eka mengakui
tak hanya khawatir tanamannya rusak, tapi ‘prilaku’ yang ditunjukkan Gunung
Lokon akhir-akhir ini, sering membuat dirinya panic. “Sebagai manusia, tentu
saya panik jika ada letusan Gunung Lokon, meski tidak separah yang terjadi pada
tahun 1991 lalu, dimana kami harus mengungsi ke daerah lain, karean adanya
hujan pasir dan kerikil,” tuturnya.
Menurutnya,
setiap kali ada indikasi akan terjadinya letusan, warga termasuk dirinya selalu
siaga, dan bersiap untuk dievakuasi oleh pemerintah jika memang diperlukan
akibat meningkatnya eskalasi ancaman. “Kami tinggal menunggu komando saja dari
pemerintah, jika ada instruksi untuk evakuasi, maka kami langsung saja
bergerak, karena semua barang yang dibutuhkan untuk kami bawa sudah dikemas,”
tegas Eka.
Detje Tileng,
Lurah Tinoor II mengungkapkan tak hanya tanaman pisang saja yang terancam rusak
akibat terkena abu vulkanik Gunung Lokon, tapi tanaman lainnya seperti sayuran
dan cengkih yang menjadi andalan masyarakat untuk dijual mencukupi kebutuhan
mereka. “Cengkih yang baru berbunga, terancam rusak dan tak dapat berkembang
jika tertutup abu vulkanik. Bisa kering dan jatuh ke tanah, tanpa membuahkan
hasil apa pun,” terangnya sembari menambahkan lahan pertanian warga di
wilayahnya mencapai sekitar 150 hektar, yang dikelolah oleh masyarakat.
Tak hanya itu, warga juga terancam
terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) jika dibiarkan
menghirup udara yang mengandung partikel
abu vulkanik Gunung Lokon. “Saya sendiri merasakan sakit kepala, dan mulai susah
bernafas karena adanya abu vulkanik akibat letusan Gunung Lokon,” kata Leny
Purukan, warga Tinoor.
Eman beri bantuan
Pemerintah Kota
Tomohon sendiri langsung bergerak cepat untuk membantu warga yang terkena
dampak letusan Gunung Lokon, dengan langsung memberikan bantuan berupa masker,
dan 200 paket sembako seperti 10 Kg beras, supermi, dan makanan siap saji bagi
yang sudah lanjut usia.
Penyerahan bantuan
tersebut langsung dilakukan oleh Wali Kota Tomohon Jimmy Eman, di Gedung Gereja
GMIM Jemaat Solafide Tinooor didampingi Sekretaris Kota Arnold Poli. “Mudah-mudahan
bantuan ini dapat membantu masyarakat disini,” tutur Eman.
Menurutnya,
menghadapi ancaman Gunung Lokon masyarakat tidak usah panik, sebab pemerintah
akan selalu menginformasikan aktifitas gunung jika kondisi membahayakan. “Lokon
adalah gunung kita sendiri, jadi kita harus selalu bersyukur karena meski
sering meletus, tapi selalu selamat. Kita harus terus berdoa pada Tuhan, agar
letusan Gunung Lokon dapat menjadi berkat bagi kita semua,” terangnya.
Soal belum
dibersihkannya abu vulkanik yang bertebaran dimana-mana, kata Eman memang harus
dimaklumi, sebab armada pemadam kebakaran yang digunakan tak mampu menjangkau
lokasi karena sempitnya jalan masuk. “Jadi disini perlu ada pro aktif juga dari
masyarakat untuk membersihkan abu vulkanik, karena kendaraan yang digunakan
pemerintah untuk menyemprot air membersihkan abu vulkanik tak bisa masuk karena
jalan terlalu sempit,” ujar Eman.
Yakobus Mokodompit
(74), warga setempat mengaku sangat bangga dengan perhatian yang diberikan
pemerintah, ketika mereka mengalami musibah, karena membantu untuk mencukupkan
kebutuhan mereka di rumah. “Sangat tepat langkah yang diambil pemerintah untuk
memperhatikan nasib rakyatnya, terus terang ini sangat membantu kami. Sangat
luar biasa,” tukasnya.
Lokon masih siaga
Gunung Lokon sendiri pasca terjadi letusan dahsyat, masih
menunjukkan adanya supply energy besar, dengan masih terekamnya gempa vulkanik
dan tremor pada Sesmograf di Pos Pemantau. “Letusan susulan masih mungkin
terjadi, jadi masyarakat harus tetap waspada dan hati-hati. Jangan masuk
beraktifitas dalam radius bahaya 2,5 Km, karena Lokon masih tetap siaga,” kata
Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon. (War)