Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minahasa Utara

Morthen Khawatir Angkut Penumpang

Warga Minahasa Tenggara hilir mudik ke Manado setiap harinya. Terbukti dengan semakin suburnya pertambahan jumlah taksi gelap di Mitra yang

Editor: Andrew_Pattymahu

Laporan Wartawan Tribun Manado Quin Simatauw

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN -  Warga Minahasa Tenggara hilir mudik ke Manado setiap harinya. Terbukti dengan semakin suburnya pertambahan jumlah taksi gelap di Mitra yang kini sudah mencapai puluhan unit.

Area Belang dan Watuliney misalnya. Seorang sopir taksi gelap sebut saja Vino yang mengaku ada puluhan teman lainnya yang tiap hari pergi pulang (pp) Belang - Manado.

"Setahu saya, Belang keseluruhan dan Watuliney ada 26 unit," ujarnya kepada Tribun Manado (1/8).

Pernyataan senada disampaikan oleh Sonny, sopir taksi gelap asal Liwutung Kecamatan Pasan. Ia mengaku jumlah terbesar unit taksi gelap ada di Tombatu Raya.

"Kalau kita semua di Pasan dan Tombatu Raya ada lebih kurang 70 unit," ujarnya.

Adapun tarif taksi gelap juga seragam dan tak berbeda berdasarkan wilayahnya. Misalnya untuk Ratahan, Pasan sampai Tombatu Timur dibandrol Rp 25 ribu. Sedangkan Tombatu Raya dan Belang dan Ratatotok Rp 30 ribu untuk sekali perjalanan.

Pada satu kali perjalanan pp, sopir taksi gelap bisa mengumpulkan Rp 350 ribu sampai Rp 420 ribu perhari.

"Setor perhari Rp 150 ribu, bensin Rp 80 ribu, ya minimal Rp 230 ribu perhari, selebihnya ya untuk biaya parkir atau akan disimpan," ujar Sonny.

Namun pendapatan taksi gelap tak menentu, jika semua kursi terisi penuh maka hanya perlu memikirkan jumlah penumpang untuk keesokan harinya, namun jika datang sepi penumpang, bukan tak mungkin hanya satu kursi yang terisi dari kapasitas 7 orang untuk avanza atau xenia.

"Makanya tak boleh terlalu siang sampai di taman supaya tidak di dahului sopir lain, " tambah Sonny menyebut pangkalan bayangan di pasar 45.

Terkait dengan razia taksi gelap Manado dan Tomohon, Sonny mengaku turut khawatir dan tak sembarangan menaikkan penumpang.

"Hanya berani mengangkut penumpang sampai di Ratahan, mulai dari Langoan, kawangkoan apalagi Tomohon sudah ditolak walaupun masih ada kosong, cuma 7 ribu lei kong dapa loko," jelasnya menyebut tarif taksi gelap Tomohon Manado.


Ia mengaku untuk Minahasa Tenggara dan kabupaten pemekaran lainnya seperti Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Bolmut bahkan Bolsel, keberadaan taksi gelap masih menjadi tumpuan mengingat jumlah angkutan umum seperti bus yang terlalu sedikit dibanding dengan jumlah penumpang.

"Wah bayangkan saja seperti Kotabunan atau Tutuyan kalau tak ada taksi gelap, setahu saya hanya ada satu bus damri dan jadwal yang tak menentu, kalau kami taksi gelap sudah pasti sekitar jam 8 atau 9 pagi, yang lainnya ya ada lebih awal sedikit atau lebih lama sedikit," tukasnya.

Fransiska warga Lowu Kecamatan Ratahan mengaku lebih memilih jasa taksi gelap dikarenakan keunggulan pelayanan seperti antar jemput di tempat.

"Kalau bus juga lama, tempat duduk kotor sudah hitam seperti tak pernah dibersihkan dan cuma sampai di terminal, kalau taksi gelap biar turun di Mall juga bisa," ujarnya.(uke)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved