Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilkada Jakarta

Isu Sara Mestinya Tak Laku Lagi

Tidak semestinya perbedaan menyangkut suku, agama, ras, dan antargolongan dijadikan isu kampanye pemilihan umum

Editor: Andrew_Pattymahu
zoom-inlihat foto Isu Sara Mestinya Tak Laku Lagi
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama mengangkat tangan bersama usai memberikan keterangan pers di markas mereka di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2012).
Tidak semestinya perbedaan menyangkut suku, agama, ras, dan antargolongan dijadikan isu kampanye pemilihan umum pada masyarakat pluralis seperti Jakarta. Selain itu, masyarakat yang berangkat dari beragam perbedaan semestinya pula tak akan mudah dipengaruhi oleh isu-isu SARA demi pemenangan salah satu pasangan calon.

"Pilkada 11 Juli yang lalu secara nyata menunjukkan watak pluralis masyarakat Jakarta," sebut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow, Jumat (27/7/2012) malam.

"Malah saya khawatir kampanye dengan isu SARA justru akan merugikan calon yang melakukannya," lanjut Jeirry.

Menurut dia, penggunaan sentimen SARA untuk kepentingan mendapatkan simpati dan dukungan rakyat merupakan cara yang tak beradab. Cara kotor seperti itu sudah sangat dimengerti oleh rakyat Jakarta, dan karena itu malah akan menjadi bumerang bagi calon yang melakukannya.

Jeirry memprediksi rakyat Jakarta sudah menentukan sikap mengenai siapa pasangan calon pilihan mereka dalam putaran kedua nanti. Ketetapan pilihan itu tak akan dengan mudah dipengaruhi oleh sentimen-sentimen SARA yang dikampanyekan pasangan calon tertentu.

"Sangat sulit untuk mengubah pilihan rakyat. Pilihan rakyat jauh lebih kuat dibanding sentimen-sentimen agama dan etnis," sebut Jeirry.

Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta putaran kedua September mendatang, pasangan calon yang akan bersaing adalah Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Pada pemilihan putaran pertama lalu, kedua pasangan tersebut menempati dua peringkat teratas, namun belum ada yang perolehan suaranya mencapai lebih dari 50 persen total suara sah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved