Perekonomian
Kadin Beberkan 5 Persoalan Krusial Daerah Perbatasan
Kawasan perbatasan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dengan potensi ekonomi yang tinggi, akan tetapi rendah penciptaan lapangan pekerjaannya
Hal itu dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koordinator Wilayah Perbatasan Endang Kesumayadi kepada Kompas, semalam
(16/6/2012) di Jakarta.
"Kawasan perbatasan memiliki Sumber Daya Alam
(SDA) dengan potensi ekonomi yang tinggi, akan tetapi rendah penciptaan
lapangan pekerjaannya," tandas Endang.
Apalagi, tambah Endang, infratruktur daerahnya minim sehingga sulit untul mengembangkan potensi alamnya. Akibatnyan pertumbuhan ekonomi daerah perbatasan rendah.
Menurut
Endang, ada persoalan lain yaitu hambatan investasi untuk membangun dan
mengembangkan daerah perbatasan menjadi kawasan industri, kawasan
komersil dan perumahan.
"Padahal, daerahnya potensial untuk dijadikan pengolahan kelapa sawit, crumb rubber (industri pengolahan karet), industri alat-alat pendukung industri kelapa sawit, karet, tambang, hotel dan restoran, ekowisata bahari, cold storage dan pergudangan," tambahnya,
Persoalan lain, lanjut Endang adalah regulasi perdagangan yang belum memihak. "Setiap daerah perbatasan memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga regulasi yang sekarang ini diberlakukan dari pemerintah pusat dinilai terlalu kaku. Sebab itu perlu perlakuan khusus bagi daerah kawasan perbatasan," harapnya.
Endang mengatakan, isu nasional lainnya di
kawasan perbatasan adalah perpindahan warganegara. "Kesenjangan sosial
ekonomi menimbulkan konflik sosial ekonomi di antara masyarakat untuk
berpindah kewarganegaraan atau bahkan memisahkan diri dari NKRI," ujar
Endang.
Lebih jauh Endang menyatakan, sebagai kawasan yang memiliki sumber daya alam, kawasan perbatasan masih terbelit proses perizinan dari regulasi daerah. "
Kadin berharap pemberian izin usaha dan investasi prosesnya dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan efisien. Kadin juga mengharapkan, pengelolaan potensi daerah diprioritaskan kepada pengusaha daerah yang didukung oleh investor pemain besar dan perbankan melalui kredit usaha rakyat (KUR)," demikian Endang.