Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Kartini

Raintama, Perempuan Pertama Pimpin Sinode GMIBM

Gereja di Bolmong sudah tidak melihat perbedaan lelaki atau perempuan.

Penulis: |
Laporan Wartawan Tribun Manado Edi Sukasah       

TRIBUNMANADO.CO.ID , KOTAMOBAGU - Sidang Sinode ke 41 Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) yang dilaksanakan di Bongkudai, Boltim, September tahun lalu, catat sejarah. Untuk kali pertama seorang perempuan terpilih menjadi ketua sinode tersebut.

Adalah Pendeta Christine Raintama MTh, terpilih sebagai ketua sinode Gereja terbesar di wilayah Bolaang Mongondow (Bolmong). Bagi Raintama, hal tersebut menunjukkan GMIBM  sudah tak memandang gender lagi.

"Gereja di Bolmong sudah tidak melihat perbedaan lelaki atau perempuan. Yang dilihat adalah kualitas, mental dan kemampuan seseorang," ujar Raintama kepada Tribun Manado, Jumat (20/4/2012), usai memberikan pelayanan di Imandi, Dumoga.

Dikatakan, hal tersebut tidak terlepas dari struktur masyarakat yang sudah terbuka. Lingkungan yang memungkinkan tersebut lantaran arus informasi begitu kuat diterima masyarakat. Alhasil, tak heran jika perempuan bisa berperan lebih luas di ranah publik.

Raintama mengaku tidak pernah merasa minder ketika harus memimpin rapat-rapat atau pertemuan. Kendati sistem patriaki masih kuat di masyarakat, namun penghargaan terhadap perempuan di sinode sama saja.

Namun ada pengalaman lucu yang kerap terjadi dalam setiap rapat. "Karena puluhan tahun sinode dipimpin pria, peserta kadang salah memanggil. Pak Ketua Sinode yang kemudian cepat- cepat ralat menjadi Bu Ketua Sinode," kata Raintama tak kuasa menahan senyum.
  
Menurut dia, peran perempuan di Sulut sudah bisa diakui. Dia mencontohkan Ketua DPRD Sulut yang dipimpin oleh perempuan. Pun beberapa kepala daerah di beberapa kabupaten, seperti di Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara.

"Peluang hampir sama. Yang terpenting jangan minder. Jangan merendahkan diri sendiri. Yang dipanggil menjadi berkat itu bukan hanya lelaki saja, tapi perempuan juga," kata dia.

Raintama menambahkan, kedudukan dan posisi perempuan dengan pria sama. Namun dia mengingatkan ada kodrat yang tak bisa diubah. "Lelaki tak bisa melahirkan atau menyusui. Hanya perempuan yang bisa melakukanya," kata dia memberi contoh.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved