Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paskah

Rektor De La Salle : Hanya di Amurang 'Yesus' Turun dari Salib

Pastur Revi Tanon memberikan kotbah kreatif, lucu namun penuh makna tentang keagungan Tuhan.

Penulis: | Editor:
zoom-inlihat foto Rektor De La Salle : Hanya di Amurang 'Yesus' Turun dari Salib
Ist
Pastur Revi Rafael Tanod, Rektor Unika De La Salle memberikan kotbah kreatif, lucu namun penuh makna tentang keagungan Tuhan saat Ibadat Jumat Agung di Gereja Katedral Manado.
Laporan Wartawan Tribun Manado Robertus Rimawan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ibadat Jumat Agung, mengenang kisah sengsara Yesus disalib menyisakan berbagai cerita unik. Pastur Paroki Wens Mawitjere memimpin Ibadat Jumat Agung di Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado, didamping Pastur Novi Karundeng dam Pastur Revi Rafael Tanod yang dikenal pula sebagai Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado.Jumat (6/4/201) pukul 15.00 - 17.30 Wita

Pastur Revi Tanod memberikan kotbah kreatif, lucu namun penuh makna tentang keagungan Tuhan.

"Ketika saya kecil, Jumat agung dan Jalan Salib sangat saya tidak suka. Karena bertentangan dengan yang saya nikmati," ujarnya.

Sontak terdengar umat yang bergumam dan bertanya-tanya.

"Pertama saya suka nonton film silat dan film action, penjahat pasti mati dan pemenangnya pemeran utama atau disebut barol. Kalau Jalan Salib dan Jumat Agung, Yesus yang harusnya menang dalam kisah tersebut justru sengsara," katanya.

Alasan tersebut yang membuatnya tak suka. Bahkan ia berseloroh menanggapi kisah sengsara Yesus.
"Saat mereka menyuruh turun dari salib, Kalau saya Yesus saya turun dari salib turun saya sikat semua," katanya kemudian seluruh umat tertawa.

Ia kemudian menceritakan kisah lucu di Amurang Minahasa Selatan tentang 'Yesus' (pemeran) yang turun dari salib.

"Hanya di Amurang 'Yesus' turun karena salib yang dinaiki tidak kuat, ada yang patah, daripada jatuh, pemeran Yesus turun," jelasnya, kembali umat tertawa.

Melalui kotbahnya Pastur Revi mengajak umat untuk merenungi kisah Yesus. Apa yang dialami Yesus memang tak sesuai dengan yang diharapkan, bagaimana Yesus dikhianati oleh Yudas, disangkal Petrus padahal sebelumnya membantu orang banyak, mujizat-mujizat, bangkitkan orang mati, sembuhkan kusta, buta dan sebagainya malah wafat disalib.

"Inilah renungan, yang Tuhan buat tak sesuai dengan pikiran saya dan tak masuk akal. Itu yang mengecewakan saya cinta yang tak masuk akal tapi itu cinta sejati," katanya.

Cinta sejati menurut Pastur Revi adalah cinta yang tak masuk akal, cinta tanpa ukuran tertentu atau perhitungan tapi tulus dilakukan. Misalnya dalam keluarga kemudian mengungkit-ungkit jasa yang telah diperbuat dan menjelekkan pasangannya itu contoh cinta yang perhitungan dan itu tidak baik.

Maka ia berharap kisah sengsara Yesus bukan merayakan kematian namun merayakan kehidupan yang penuh arti. Kisah sengsara itu miniatur hidup, ketika umat merasakan dikhianati, disengsarakan orang lain, Kristus sudah pernah merasakan.

"Ingat Tuhan pernah mengalaminya kalau kita mengalami kita bersyukur sama seperti dialami Tuhan," tegasnya.

Perayaan Ibadat Jumat Agung seolah menjadi cermin umat untuk berubah. Dari awal hingga akhir, Ibadat Jumat Agung di Katedral Manado penuh dengan makna. (rob)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved