Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tokoh Agama

Peti Jenazah Awuy Dilempari Bunga

Jenazah Awuy selanjutnya dibawa ke gereja GPdI Pusat Tondano yang berada disamping Lapangan Sam Ratulangi Tondano.

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Ribuan jemaat GPdI dari berbagai daerah di Minahasa dan Tomohon berkumpul untuk mengantar Pdt HOH Awuy ketempat peristirahatan terakhir.

Sejak pukul 12.00 Wita, jemaat yang umumnya mengenakan pakaian putih mulai menunggu disepanjang Jalan Boulevard Tondano. Mereka setia menanti sambil berbaris rapih di sisi kiri dan kanan jalan.

Saat mobil jenazah yang mengantar Awuy tiba di Kelurahan Koya, Kecamatan Tondano Selatan, ratusan jemaat langsung berkerumun sambil beberapa orang memindahkan peti tersebut pada kereta jenazah yang telah dipersiapkan. Suasana haru nampak saat jemaat mulai menyanyikan lagu rohani. Puluhan jemaat bahkan terlihat menitikkan air mata mengenang sosok pria tersebut.

Saat kereta jenazah mulai bergerak, ribuan jemaat berjalan bersama didepan dan belakang kereta tersebut. Kumandang lagu rohani yang berisi bait-bait penyerahan pada Tuhan terus berkumandang. Semakin jauh kereta mayat berjalan, semakin banyak jemaat yang mengantar. Arus lalulintas dialihkan sementara karena seluruh badan jalan tertutup lautan manusia.

Suasana mendadak berubah saat peti jenazah melewati rumah kediaman Awuy di Kelurahan Roong, Kecamatan Tondano Barat. Suara tangis semakin nyaring terdengar. Puluhan jemaat yang berdiri disamping jalan melemparkan bunga pada peti tersebut. Bunga beraneka warna yang dilemparkan seolah menjadi bukti kecintaan jemaat pada soso Awuy yang telah memimpin GPdI Sulut.

Jenazah Awuy selanjutnya dibawa ke gereja GPdI Pusat Tondano yang berada disamping Lapangan Sam Ratulangi Tondano. Saat ibadah singkat sedang dilaksanakan, ribuan jemaat tetap setia menanti diluar gedung gereja.

Sekitar 30 menit kemudian, rombongan bergerak kembali menuju lokasi Pusgiat GPdI di Tondano Barat. Ratusan jemaat yang mengendarai sepeda motor berada pada barisan paling depan untuk membuka jalan.

Lokasi Pusgiat dipilih sebagai lokasi peristirahatan terakhir bagi Awuy karena jemaat ingin memberi penghargaan atas jasa dan kerja kerasnya saat memimpin GPdI dan bisa membangun fasilitas yang dijadikan pusat berbagai kegiatan yang dilakukan GPdI. (luc)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved