Pertambangan
Diduga Blasting PT TTN Retakkan Dinding Posdeskes Pinasungkulan
Bunyi bom yang paling kuat terjadi pada hari Senin lalu.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sejumlah warga yang ada di Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan Ranowulu mengeluhkan aktivitas Blasting di areal tambang milik PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), yang menyebabkan retakan didinding tempat mereka tinggal dan puskemas desa (Puskesdes).
Ini sebagaimana yang disampaikan oleh sejumlah warga yang bermukim di Dusun Tinerungan lingkungan II, serta satu diantara warga yang meresakan dampak langsung dari aktitas blasting di areal tambang.
"Bunyi bom yang paling kuat terjadi pada hari Senin lalu, dimana akibat pengeboman tersebut beberapa dinding yang ada mengalami keretakan," kata Vivi Kumentas bidan yang menempati puskesdes.
Dijelaskannya sebelum adanya aktivitas pengeboman yang dilakukan oleh PT TTN dinding yang ada poskesdes tempat ia bekerja dan tinggal kondisi dinding tidak mengalami keretakan. "Ini jadi begini karena Boom dari perusahaan tambang. Sebelumnya tidak ada nanti ada ledakan baru ada retakan," tambahnya sambil menunjukan sejumlah dinding yang retak.
Ia mengaku saat akitiftas pengeboman areal tambang dirinya dan keluarga sering merasakan dampak dari ledakan yang mengakibatkan getaran kencang, bunyi bising, dan sudah tidak ada rasa nyaman lagi. "Lampu didalam rumah sering goyang. Hal ini sangat disayangkan jika berlangsung terus menerus rumah akan roboh" ucapnya.
Dari amatan Tribun Manado titik retak berada di dinding rumah bagian depan kiri, dinding depan, dan samping ruang periksa. Lebih memirikan lagi yang dialami oleh rumah milik keluarga Ganta-Lowing dimana semua sudat rumahnya dipenuhi dengan retakan akibat dari bunyi ledakan diareal tambang yang dilakukan oleh PT TTN. "Bunyi ledakan paling kuat terjadi pada hari Senin selama dua kali berturut-turut hingga rumah saya retak," kata Finny Lowing.
Menurutnya rumah yang baru saja dibangun pada tahun yang lalu sangat tidak mungkin sudah retak tanpa sebab. "Usai dibangun tidak ada retak, nanti ada ledakan Senin lalu baru ada ledakan," tambahn ibu dari anak berusia 1 tahun 8 bulan. Peristiwa tersebut terjadi pada saat ia dan penghuni rumah sedang berada diluar rumah mengikuti ibadah, saat kembali ia melihat dinding rumahnya sudah retak.
"Yang paling parah rekat diatas pintu kamar yang tembu hingga bagian dalam. Sedangkan retakan yang lain berada didinging ruang tamu, dan dapur," kata dia. Sementara itu akibat blasting juga dirasakan oleh seorang warga yang sedang melakukan berkebun dipisang disekitar arae tambang hingga mengakibatkan diirnya mengalami gangguan pendengaran.
"Telinga sebelah kiri saya hingga saat ini mengalami gangguan," keluh Hendri Lule warga lingkungan II. Kondisinya tersebut hingga kini belum bisa diobati karena keadaan ekomini yang tidak mampu untuk membayar dokter THT. "Saya juga sempat terpental beberapa meter dari poisisi saya berdiri saat ledakan itu terjadi," tambahnya.
Ia pun telah melaukakan komunikasi dengan pihak PT TTN namun mereka malah balik bertanya apakah bunyi ledakan itu kencang atau tidak. "Saya harap kalau ada peledakan tolong dikonfirmasikan kepada warga jauh sebelumnya, karena dalam seminggu ada dua hingga tiga kali sehari serta dua hingga tiga kali dalam sehari ledakan terjadi," kata dia. Terpisah Lurah Pinasungkulan Dolfi Rumampuk membenarkan peristiwa yang menimpa sejumlah rumah warganya yang kena dampak dari aktivitas blasting PT TTN.
"Kondisi ini ibarat warga yang belum terbiasa dengan adanya bunyi ledakan akibat dari Blasting PT TTN," kata Rumampuk. Kondisi tersebut suda dikeluhkan oleh warga yang terkena dampak langsung dari aktivitas blasting tersebut dan sudah dilakukan komunikasi dengan pihak PT TTN. "Kondisi tersebut sudah saya bicarakan dengan pihak perusahaan yang langsung melihat kondisi tersebut. Dan pihak perusahaan akan memperbaiki kondisi tersebut," tandasnya.(crz)
.jpg)
