Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Narkoba

Bisnis Sabu Lewat Celana Dalam Sulit Dideteksi Polisi

Para pengedar narkoba biasanya punya cara unik dalam menjual barang dagangannya.

Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, SURABAYA - Para pengedar narkoba biasanya punya cara unik dalam menjual barang dagangannya.

Abdul Rochim adalah salah satunya. Sang pengedar sabu-sabu menyembunyikan dagangannya di dalam celana dalam. Itu mengapa sepak terjang Abdul sulit tercium polisi.

Warga Jalan Manukan Krido bisa dibilang bandar sabu yang mumpuni. Buktinya, polisi menyita sekitar 24 gram sabu kualitas baik.

Rochim membagi sabu ke dalam beberapa kemasan, antara lain kemasan 17,6 gram, 1,8 gram, dan lima poket berisi satu gram. Nah, kemasan 1,8 gram itulah yang setiap hari dibawa Rochim.

Rochim menyembunyikan sabu di celana dalam, setiap kali hendak bekerja sebagai tukang pelitur di Jalan Dupak. Sedangkan sisanya ia simpan di lemari es, agar kualitas 'kristal setan' tetap terjaga.

“Dia sembunyikan sabu di celana dalam, hingga sulit dideteksi. Sabu dibawa Rochim untuk memenuhi permintaan pembeli eceran saja,” ungkap Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya AKBP Iskandar, Jumat (16/3/2012).

Rochim pun tak memerlukan timbangan, untuk menakar paket hemat sabu yang dijual Rp 250 ribu tersebut.

“Begitu ada pembeli, dia ambil sabu dari celana dalam. Terus, dia tuangkan sabu ke plastik klip kecil. Karena sudah terbiasa, takaran Rochim bisa pas,” jelas Iskandar.

Ulah Rochim tercium polisi, setelah mengorek keterangan dari salah satu tersangka pengguna sabu yang pernah ditangkap.

Rochim mengaku mendapatkan sabu dari bandar besar bernama Latif. Sabu tersebut dikirim kurir dari Madura, dan diantar ke Jalan Jakarta.

“Sabu itu diranjau (diletakkan) di pot. Tak lama kemudian saya ambil. Sudah dua kali saya kulakan sabu selama 2012,” aku ayah tiga anak.

Rochim mendapatkan sabu tanpa harus membayar dulu. Sebab, dia mendapatkan kepercayaan penuh dari Latif, sehingga bisa bayar belakangan.

“Saya belinya Rp 1,5 juta per gram. Kemudian saya jual Rp 1,4 juta. Setelah stok habis, baru saya bayar,” beber Rochim.

Sayang, polisi gagal menangkap Latif. Diduga, Latif sudah kabur ke Madura hingga jejaknya sulit terdeteksi polisi. Polisi mensinyalir Latif pemain lama dalam dunia sabu-sabu jaringan Madura-Surabaya. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved