Lingkungan
Idris Minta Seriusi Danau Limboto
Pemprov Gorontalo terus menseriusi pendangkalan yang terjadi di Danau Limboto.
Penulis: Fransiska_Noel | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, GORONTALO ‑ Pemprov Gorontalo terus menseriusi pendangkalan yang terjadi di Danau Limboto. Hal ini diutarakan Wagub Gorontalo, Dr Drs H Idris Rahim MM, Rabu (29/2/2012), saat melantik forum DAS Limboto periode 2012-2017, di Hotel Quality.
Wagub, saat menjadi narasumber pada rapat koordinasi hutan, dan lahan, menegaskan, Danau Limboto merupakan ikon Provinsi Gorontalo.
Idris, mengatakan, kebijakan pembangunan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2012, intinya ditekankan tentang perhatian terhadap keberadaan Danau Limboto, keberadaan akan hutan mangrov, konservasi lahan, serta pemanfaatan program rehabilitasi lahan program pemerintah pusat yang disinkronkan dengan program daerah.
"Khusus Danau Limboto diharapkan perhatian kita semua dengan melibatkan program, dan pemberdayaan masyarakat sekitar sebagaimana diharapkan gubernur sehingga program yang dilaksanakan tidak hanya diatas kertas laporannya, tetapi sasaran dari anggaran saat dikucurkan benar‑benar tepat sasaran, dan dampaknya benar‑benar dirasakan," ujar Idris meyakinkan.
Wagub menambahkan, mengingat forum DAS Limboto ini merupakan forum koordinasi, maka dia mengharapkan ada sinergitas yang solid antar lembaga baik legislatif, eksekutif dengan instansi terkait lainnya.
"Jadi kedepan tidak akan terbentur, dan berbenturan dengan hukum yang ujung‑ujungnya berhubungan dengan lembaga pemasyarakatan," tegas Wagub.
Kegiatan ini ikut dihadiri Ditjen Bapedas, PS Hadi Santoso, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Sekdaprov, unsur mahasiswa, dan pemerhati lingkungan.
Seperti diketahui, setiap tahun pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp 90 milyar untuk pelestarian Danau Limboto.
Hanya disayangkan oleh beberapa LSM peduli lingkungan, satu di antaranya LSM Payulimo Gorontalo. Peruntukan anggaran ini dinilai belum tepat sasaran bahkan terkesan mubazir. Hal ini dibuktikan dengan makin dangkalnya Danau Limboto oleh proses sedimentasi dan pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali.(ika)