Selebritis
Inspirasi Nugie Berawal Dari Kejengkelan
Suatu hari waktu masih kecil, saya tidur siang setelah sekolah. Sekitar pukul 15.00, saya bangun langsung disuruh merawat luar rumah
"Suatu hari waktu masih kecil, saya tidur siang setelah sekolah. Sekitar pukul 15.00, saya bangun langsung disuruh merawat bagian luar rumah," tuturnya.
Nugie yang datang ke Taman Nasional Sebangau, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Senin (20/2/2012) untuk menanam pohon itu menyebutkan, macam-macam pekerjaan yang dilakukannya seperti membersihkan got, menyiram tanaman, hingga membetulkan atap rumah.
Saya menjalani rutinitas sejak kelas dua sekolah dasar hingga kuliah semester dua, kata Nugie yang menjadi mahasiswa angkatan tahun 1990. Lulusan Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia itu awalnya mengaku sebal.
Apalagi, saudara-saudara Nugie melakukan pekerjaan di dalam rumah seperti menyapu, merawat mobil, dan mengepel. Sementara, Nugie harus berpanas-panasan di luar rumah. "Saya kesal karena mengerjakan tugas paling tidak enak. Tapi, bapak saya keras sekali karena beliau tentara," ujarnya.
Nugie berseloroh, rumahnya yang terletak di daerah Tebet, Jakarta lebih mirip kebun raya dengan berbagai pohon seperti mangga, cemara, jeruk, kelapa, bambu, mawar, kembang sepatu, dan melati. Jika orangtuanya mengajak berwisata, Nugie juga jarang diajak ke tempat wisata modern.
"Kalau diajak keluar rumah, bapak mengajak saya melihat Sungai Ciliwung, sungai-sungai kecil di Cipanas, atau hutan Alas Roban," ujarnya.
Ia belakangan sadar bahwa kebiasaan yang diperintahkan sang ayah itu menjadi dasar kedekatannya terhadap alam. Ditambah kesediaan Nugie menjadi supporter kehormatan WWF, kelak pengetahuan mengenai lingkungan itu dituangkan saat menciptakan karya-karyanya.
"Bumi, Air, dan Udara adalah trilogi album saya yang merefleksikan kecintaan terhadap lingkungan dan dibuat sebagai bentuk komitmen untuk berbuat sesuatu bagi alam," ujarnya. (*)