Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Laut

Billy Tangkilisan ABK Costa Concordia Asal Sulut Selamat

Billy Tangkilisan, warga Watulaney Lembean Timur Minahasa, akhirnya tiba di Manado.

Editor:
zoom-inlihat foto Billy Tangkilisan ABK Costa Concordia Asal Sulut Selamat
DOKUMENTASI PRIBADI
Billy Tangkilisan sempat berfoto dengan latar belakang Kapal Concordia yang tenggelam.
Laporan Wartawan Tribun Manado Kevrent Sumurung

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Billy Tangkilisan, warga Watulaney Lembean Timur Minahasa, akhirnya tiba di Manado. Pria yang berkerja sebagai Ordinary Sailor atau ABK dan menjadi korban terdamparnya kapal pesiar Costa Concordia tersebut tiba di Manado pada pukul 13.30 Wita dengan menggunakan pesawat Batavia. Dia datang sendiri tanpa dijemput oleh sanak saudaranya.

"Kita harus cepat pulang ke Tondano. Ada kedukaan di kampung," katanya ketika ditemui Tribun Manado saat baru saja mengambil barangnya dan hendak meninggalkan Bandara Sam  Ratulangi, Sabtu (21/1/2012). Biily Tangkilisan sebelum beranjak ke Tondano sempat menceritakan kejadian awal karamnya kapal mewah tersebut.

Dirinya pun bercerita sepanjang jalan. Bahkan, ia pun sempat mampir ke kantor harian Tribun Manado untuk memberikan dokumentasi saat peristiwa tersebut terjadi. "Ini foto-fotonya. Saya juga sempat mengabadikan gambar kapal pasiar tersebut," ucapnya.

Kapal ini sendiri, menurut Billy adalah kapal yang terdiri dari 17 lantai dan 13 dek penumpang yang tersusun di atas kapal sepanjang 290 meter dan tinggi 60 meter di atas permukaan air. Ketika berlayar meninggalkan Italia pada Jumat 23 Januari 2012 lalu, Costa Concordia lebih mirip sebuah kompleks perkantoran ketimbang kapal laut. "Kapal ini mirip dengan kapal Titanic dan kejadian tersebut tepat 100 tahun tenggelamnya kapal pasiar itu," sebutnya.

Kejadian karamnya kapal tersebut membuatnya istrinya pun gelisah. Pasalnya saat kapal tersebut karam, Billy sempat mengirim SMS kepada istrinya tersebut dengan menyampaikan bahwa kapal yang dinaikinya akan tenggelam.

"Dua kali saya SMS ke istri saya. Istri saya pun kaget dan mencoba menghubungi saya, tapi HP saya saat itu sudah dalam keadaan lowbatt. Tapi saat saya sudah dievakuasi dan tiba di darat, saya pun langsung beritahukan ke istri," ucapnya.

Diungkapkannya, sebelum kapal karam, dirinya saat itu sedang beristirahat. Ketika itu  menunjukan pukul 10 malam  waktu negara Italia. Tiba-tiba, dirinya pun mendengar bunyi yang keras dan lampu di kapal tersebut seketika itu juga langsung padam dan seluruh ruangan gelap gulita. Merasakan kejadian yang tak seperti biasanya itu, dirinya pun langsung pertama kali mencari Alkitab dan langsung berdoa. "Saya berdoa dan setelah berdoa saya kemudian mengirim SMS ke istri saya," ungapnya.  

Situasi di kapal pun panik. Billy kemudian keluar dari kamarnya dan langsung ber inisiatif mengevakuasi penumpang ke sekoci sementara temannya yang lain, mencoba menurunkan jangkar. Saat menurunkan jangkar, tiba-tiba kapal pun tambah miring kearah kanan. "Dua kali kapal miring," terangnya.

Penumpang pun semakin panik karena awak kapal mulai memberi instruksi dalam bahasa Italia. Kepanikan pun terus terjadi. Seluruh penumpang bahkan ada yang berteriak histeris. Pada saat bersamaan, Schettino yang merupakan kapten kapal  mencoba membelokkan kapal ke arah pelabuhan.

Akan tetapi, tetap saja air yang masuk ke lambung kapal lebih deras. Beberapa orang mulai mencoba menyelamatkan diri dengan melewati di lorong untuk keluar menuju dek. Pada kejadian tersebut, penumpang mencoba menyelamatkan diri dengan terjun ke laut. Mereka berenang ke pantai. Sementara penumpang lainnya masih berada di atas kapal. Akhirnya mereka pun bisa dievakuasi dengan menggunakan Helikopter.

Keesokan harinya, dirinya yang merupakan satu diantara 170 orang Indonesia  bertemu dengan kepala perwakilan Indonesia untuk Italia yang mengaku bernama Vernie. Pria Indonesia tersebut pun menyambut Biily dan melayyani seluruh kebutuhan Billy. "Dia ternyata teman sekolahnya pak Gubernur Sulut, SH Sarundajang. Dia bilang salam yah sama Budo (panggilan akrab Gubernur)," ujarnya.

Billy, tiba di Jakarta Jumat (20/1) pukul 10.00 Wib. Dia terpaksa menginap di Bandara Soekarno Hatta karena baru mendapatkan tiket pada hari yang sama. Saat ditanya barang apa saja yang dibawanya ke Manado ? Billy pun mengungkapkan bahwa ia hanya bisa menyelamatkan baju dan juga Alkitab serta ponsel Nokianya tersebut.

 "Jaket ini sampai sekarang masih saya pakai. Uang saya sebesar Rp 1 juta tidak bisa saya selamatkan, untungnya saya ada uang cadangan. Carger HP saya yang ketinggalan di kapal makanya HP saya dalam keadaan lowbatt. Dompet dan SIM juga saya selamatkan dulu," ungkapnya yang saat itu menggunakan kaca mata hitam dan mengenakan jaket berwaran biru yang kerahnya berwarna kuning dan bertuliskan nama kapal tersebut.

Mengenai kapten kapal yang sempat beredar bahwa terlebih dahulu menyelamatkan diri, Billy pun membantahnya. "Saya sempat melihat dia turun setelah penumpang dievakuasi," tuturnya. Apakah ingin kembali ke Italia ? Billy mengatakan masih ingin bersama dengan keluarganya. "Saya masih ingin dengan keluarganya dulu," tandasnya. (kev)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved