Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minyak Tanah

Operasi Pasar Penyaluran Minyak Tanah Nyaris Ricuh

1 liter yang mereka berikan hanya untuk bakar kayu tidak cukup untuk kompo

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor:
zoom-inlihat foto Operasi Pasar Penyaluran Minyak Tanah Nyaris Ricuh
Operasi pasar pembagian minyak tanah di Kelurahan Wangurer Timut nyaris Ricuh. Setiap KK tidak menerima jatah 1 Liter
Laporan Wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere


TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG
- Penyalurah minyak tanah (MT) di Kelurahan Wangurer Timur nyaris ricuh, Selasa (13/12/2011). Ratusan warga memadati halaman kantor lurah menyesalkan jatah yang diberikan pemerintah melalui operasi pasar yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bitung melalui bagian perekonomian.

"1 liter yang mereka berikan hanya untuk bakar kayu tidak cukup untuk kompor," kata Bernadus Taroreh dengan nada tinggi saat diwawancarai Tribun Manado.

Menurutnya operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan 1 liter per. Kepala keluarga (KK) tidak tepat. "Ini hanya akan menyengsarakan masyarakat, lebih baik tidak usah berikan kalau cuma 1 liter," tuturnya.

Ia menyesalkan istrinya harus pulang dengan tangan kosong karena sudah sejak pagi mengantre. "Saya minta kepada pemerintah agar mengatur kembali penyalurah minyak tanah supaya ibu rumah tangga tidak menderita. Saat ini sudah banyak warga yang mencari kayu api di kaki gunung untuk dijadikan sebagai sumber api untuk memasak," kata dia.

Senada Andreas Adil (72) mengaku sudah sejak jam 5 pagi mengantre namun sampai pukul 14.45 Wita tidak mendapat minyak tanah. "Belum dapat, sudah dari jam 5 disini," keluh warga lingkungan I RT 5. Dengan kaki telanjang pria paruh baya ini rela mengantre dari pagi sampai sore hanya untuk mendapatkan minyak tanah.

"Awalnya mau beli 5 liter mar cuma bisa 1 liter," keluhnya. Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi tersebut dan hanya bisa terus menunggu sampai namanya dipanggil untuk memperoleh minyak tanah. Terpisah, Jeni warga Wangurer Timur lingkungan I mengeluhkan pembagian minyak tanah dari operasi. Pasar yang dilakukan pemerintah Kota Bitung di Kelurahan Wangurer timur.

"Kalau cuma 1 liter tidak cukup, 1 hari biasanya menggunakan 10 liter minyak dalam dua kompor," tuturnya. 1 liter tidak cukup untuk memasak Nasi, ikan, sayur, air minum, dan lainnya. Adapun harga yang diberikan untuk operasi pasar tersebut per liternya dihargai Rp 2800.

"Kalau bayar dengan uang pas Rp 2800 lain kali kalau bayar dengan uang Rp 3000 sudah tidak dikembalikan," keluh wanita yang sudah bercucuran keringat. Terpisah Lurah Wangurer timur Engelhart Lahimade mengatakan penyaluran minyak tanah bagi warga kurang mampu melalui operas pasar pemko Bitung tidak memenuhi warga setempat.

"Mereka menyalurkan 5 drum, dimana 1 drum 220 liter jadi total 1100 liter untuk warga yang tersebar di 26 RT," kata Lahimade. Jumlah tersebut menurutnya tidak mencukupi karena jumlah kepala keluarga (KK) lebih dari itu. "Di kelurahan Wangurer timur berdasarkan data di tahun 2010 ada 14000 lebih KK," tuturnya. Terkait keterlambatan girilan dari sejumlah KK lanjutnya dikarenakan ketua RT masing-masing sudah tidak berada di tempat. "Keterlambatan warga mendapat minyak tanah karena dari RT," kata dia.(crz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved