Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minyak Tanah

Tak Mendapat Minyak Tanah, Muhammad Tutup Warung Makan Tiga Hari

Muhammad, seorang pemilik warung makan Lamongan warga Jl 17 Agustus Kecamatan Wenang sudah tidak berjualan selama tiga hari.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor:
Tak Mendapat Minyak Tanah, Muhammad Tutup Warung Makan Tiga Hari - Mitan_di_Bumi_Beringin_Jl_17_Agustus,_Kamis_(20111117)._.jpg
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Antrian minyak tanah di Bumi Beringin, kamis (17/11/2011)
Tak Mendapat Minyak Tanah, Muhammad Tutup Warung Makan Tiga Hari - Mitan_di_Mahakeret_Barat,_Kamis_(20111117)._.jpg
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Tak Mendapat Minyak Tanah, Muhammad Tutup Warung Makan Tiga Hari - Mitan_di_Singkil,_Kamis_(20111117)._.jpg
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus


TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO
- Muhammad, seorang pemilik warung makan Lamongan warga Jl 17 Agustus Kecamatan Wenang sudah tidak berjualan selama tiga hari karena sudah kehabisan minyak tanah dan belum mendapatkan minyak tanah, Kamis (17/11/2011).

Ia nampak dalam antrian bersama warga bumi beringin lainnya mengantre minyak tanah di pangkalan Mitan milik Vivi Ngadi Jl 17 Wenang. "Sudah tiga hari tidak dapat minyak tanah, jadi warung tutup sementara. Yah..! Mau bagaimana lagi, ini baru mau coba pakai gas," ujar Muhammad.

Sehari ia bisa menghabiskan sampai 10 liter minyak tanah untuk memasak makanan jualannya."Saya gunakan empat kompor yang harus diisi penuh baru bisa jualan," kata dia.

Seperti hari ini (kamis) dirinya yang sudah mengantre sejak pagi hari, harus pulang dengan membawa pulang jerigen kosong, karena belum kebagian minyak tanah, itu berarti belum bisa berjualan lagi. "Sudah antre tapi belum dapat juga," katanya, yang nampak datang bersama anak dan istrinya.

Ia menambahkan, situasi ini, membuat pendapatannya jelas-jelas menurun."Biasanya dapat untung bersih tiap hari Rp 300 ribu, tapi ini tidak dapat apa-apa, karena tidak jualan," ujarnya.

Eky Mailensun penjaga pangkalan milik Vivi Ngadi tersebut mengatakan, kali ini minyak yang diberikan dari agen 21 drum."Isinya hanya 4800 liter," kata dia.

Tidak seperti biasanya, minyak diantar dua minggu sekali, namun pada bulan November hanya diberikan sebulan sekali."Mulai November ini mereka antar satu kali tiap bulan," katanya.

Minyak tanah ini disalurkan kepada warga yang datang mengantre."Tidak pilih-pilih, siapa saja yang datang kami berikan, tidak terbatas pada lingkungan," kata dia. Di pangkalan tersebut Mitan dijual dengan harga Rp 3000 per liter sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Sekitar pukul 19.00 wita pelayanan pangkalan minyak tersebut ditutup, dan akan dilanjutkan hari ini. "Besok (jumat) datang, kami akan layani khusus lingkungan 3,4 dan 5," ujarnya.

Nampak saat pembagian Mitan dijaga oleh dua anggota TNI, sehingga dapat berjalan tertib.

Min warga Paal 2 yang turut mengantre mengatakan, sudah sejak pukull 09.00 wita pagi, dirinya mengantre tapi tak kunjung mendapatkan minyak tanah. "Minyak tanah sudah habis, jadi saya ikut antre di sini, karena di Paal Dua Mitan belum masuk," ujar dia.

Sementara itu, Sugeng Santoso warga Jl 17 Agustus, pengelola rumah makan yang lain mengatakan, dirinya masih berjualan namun untuk memasak harus menggunakan gas." Saya masih jualan tapi setengah pakai gas setengah minyak tanah," kata dia.

Ia mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah, berbagai macam cara di lakukan." Untuk dapatkan minyak tanah saya siasati dengan pindah-pindah antrean di pangkalan minyak, karena kalau beli di pasar harganya mencapai Rp 15 ribu per liter," kata dia.(amg)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved