Minyak Tanah
Penjual Tutup Pagar Meski Minyak Tanah Masih Ada
Warga kesal, pasalnya setiap datang ke pangkalan, pemilik selalu mengatakan bahwa minyak tanah habis.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Puluhan warga Bahu Lingkungan VII sontak memadati depan rumah keluarga Mantiri-Loho, dengan membawa jerigen minyak tanah kemudian menjejerkan di depan rumah tersebut yang menjadi pangkalan minyak tanah di Bahu lingkungan VII, Kamis (10/11/2011).
Aksi spontan tersebut terjadi setelah mendapatkan informasi bahwa minyak tanah yang selama ini dikatakan pemiliknya habis, saat pembeli datang menanyakan, ternyata masih ada sebanyak delapan drum.
Sayangnya, warga yang datang membeli harus kecewa, karena pemilik pangkalan minyak tanah tidak berada di tempat.
Samsinah misalnya, warga Bahu lingkungan VII ini, sampai tidak bisa melaksanakan ibadah salat magrib, hanya karena mengantrie untuk membeli minyak tanah."Antre sampai jam 5, sudah tidak ikut solat magrib cuma karena antre minyak tanah," ujrnya.
Warga kesal, pasalnya setiap datang ke pangkalan, pemilik selalu mengatakan bahwa minyak tanah habis,"Cuma kalau masuk pertama itu mereka berikan 10 liter, itupun dari jam 3 sampai jam 5, habis itu mereka tutup pagar. Setelah itu kalau mau beli berikutnya, mereka bilang habis,"kata dia.
Nelly warga sekitar mengatakan, saat dirinya hendak membeli minyak tanah, namun mendapatkan jawaban minyak tanah sudah habis."Saya minta pembantunya untuk membuka pagar, saat pagar dibuka saya memaksa masuk dan memeriksa drum minyak tanah yang katanya kosong untuk membuktikan, ternyata setelah saya ketuk-ketuk, ada tujuh drum yang masih ada isinya," kata dia.
Ia sangat kecewa dan mengharapkan, tindakan seperti ini jangan terjadi lagi."
Setiap kali datang dia bilang sudah habis,, ternyata masih ada,"ujarnya.
Sementara itu, Piet Kumaeng warga setempat juga mengatakan, semalam dirinya bersama sang istri yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat makanan ketring berusaha untuk mendapatkan minyak tanah, namun sangat sulit, saat ke pangkalan tersebut, pemilik mengatakan sudah habis."Dia bilang sudah habis akhirnya, tapi istri saya memaksa, akhirnya dia beri 15 liter itupun bayar Rp 50 ribu," ujarnya.
Ia menyesalkan atas penimbunan tersebut."Kalau tidak ada ya tidak masalah, tapi ini ada dibilang tidak ada," ujarnya.
Dirinya juga berujar, bahwa sering melihat dari dalam rumah tersebut pembeli dari luar yang malahan dilayani."Biasanya malam, ada pembeli pakai galon, malah diberikan, tapi kami kalau membeli selalu dibilang habis," kata dia.
Sementara itu, Kapolsek Malalayang AKP Adriansyah mengatakan, sudah seharusnya minyak tanah subsidi diberikan kepada masayarakat dan tidak ditimbun seperti ini."Kami akan selidiki kenapa dilakukan seperti ini," ujarnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi anarki yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan."Kami mintakan kepada pemilik pangkalan minyak tanah untuk menyalurkannya besok pagi," ujarnya.
Masyarakat yang datang membawa jerigen akhirnya membubarkan diri, dan akan kembali keesokan harinya untuk mengambil minyak tanah yang akan disubsidi.
Ellen Loho dan Yakobus Mantiri, pemilik pangkalan minyak tanah tidak berada di tempat saat terjadi antrian panjang dirumahnya tersebut. (amg)