Pilkada DKI Jakarta
PDI-P Kurang Suara, PKS Tawarkan Koalisi
PDI-P tidak bisa mencalonkan kadernya dalam pemilihan kepala daerah Provinsi DKI Jakarta 2012 nanti.
Dalam seminar "Quo Vadis, Jakarta" di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Minggu (30/10/2011), hadir oleh seluruh pimpinan daerah partai dan calon-calon gubernur dari kalangan independen. Pada kesempatan itu, hambatan PDI-P tersebut disambut Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS bahkan menawarkan kepada PDI-P untuk berkoalisi.
"Pilkada di Jakarta butuh empat variabel, yakni popularitas, konsep, sumber yang memadai, dan mesin politik yang jitu. Setelah PKS, mesin yang bagus adalah PDI-P," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta, Selamat Nurdin, Minggu (30/10/2011), dalam seminar
Nurdin mengatakan, jika koalisi PKS dan PDI-P terwujud, maka perolehan suara tidak akan menjadi masalah sebab kursi PKS di DPRD DKI Jakarta termasuk yang terbesar.
"Kalau PDI-P dan PKS bersama, beres semua. Tidak salah memang Hendardi dan Nono silaturahmi ke PDI-P, tiketnya kalau mereka tetap akan kurang dari 15 kursi. Tapi kalau PDI-P gabung ke PKS sudah selesai," katanya.
Calon-calon gubernur dari kalangan profesional kini dikabarkan mulai merapat ke PDI-P untuk mendapatkan kendaraan politik. Salah satunya adalah Nono Sampono, mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di era Presiden KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
Belakangan, Hendardi Supandji, adik kandung mantan jaksa agung Hendarman Supandji, juga dikabarkan merapat ke PDI-P. Namun, keduanya bukan dari kalangan partai sehingga PDI-P tetap perlu mencari patner koalisi lain dari parpol untuk memenuhi kuota dan bisa turut bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2012.