Ekonomi Sulut
Pertumbuhan Ekonomi Sulut di Atas Nasional
Perekonomian Sulawesi Utara pada semester pertama 2011 mengalami pertumbuhan 7,07 persen lebih tinggi

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO ‑ Perekonomian Sulawesi Utara pada semester pertama 2011 mengalami pertumbuhan 7,07 persen lebih tinggi ketimbang inflasi kumulatif nasional pada periode tersebut 6,5 persen.
Manado, 5/8 (ANTARA) ‑ Perekonomian Sulawesi Utara pada semester pertama 2011 mengalami pertumbuhan 7,07 persen lebih tinggi ketimbang inflasi kumulatif nasional pada periode tersebut 6,5 persen.
"Pertumbuhan di atas nasional tersebut pertanda ekonomi Sulut bergerak lebih cepat dibanding sebagian besar daerah di Indonesia," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon di Manado, Jumat.
Sumber pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga 5,21 persen, konsumsi lembaga non profit 7,23 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,86 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi 12,79 persen, ekspor 3,34 persen dan impor 3,76 persen.
Secara total Januari‑Juni 2011, semua komponen produk domestik regional bruto (PDRB) mengalami pertumbuhan positif, kata Dantes.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulut, Jefry A Runtulalo mengatakan, pertumbuhan ekonomi daerah ini pada triwulan II 2011 tumbuh 11,30 persen dibanding triwulan I.
Perbandingan antara triwulan ke triwulan dalam tahun ini, kata Jeffry, tertinggi penyumbang pertumbuhan ekonomi yakni ekspor sebesar 6,83 persen, disusul pengeluaran konsumsi lembaga swasta non profit 6,63 persen, PMTB 5,73 persen, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,46 persen dan konsumsi pemerintah 3,66 persen, sedangkan impor terkontraksi sebesar minus 7,63 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi secara year on year (YoY) atau triwulan II 2011 dibanding triwulan II 2010 mengalami kenaikan 7,14 persen, dengan sumbangan tertinggi investasi atau PMTB 13,90 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 8,58 persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta non profit 7,67 persen, pengeluaran rumah tangga 5,94 persen, sementara ekspor dan impor masing‑masing terkontraksi minus 1,46 persen dan minus 1,45 persen.
"Sumber pertumbuhan tertinggi secara YoY masih berasal dari sektor bangunan 1,97 persen, kemudian sektor pertanian 1,36 peersen, perdagangan, hotel restoran 1,15 persen, jasa‑jasa 0,96 persen, sedangkan terendah sektor listrik, gas dan air bersih hanya memberikan andil 0,04 persen. (*)