Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kekerasan

Teisar Bobihu Pingsan Lima Jam Dianiaya Oknum Polisi

Muhammad Teisar Bobihu (16) pingsan hampir lima jam setelah mendapat penganiayaan dari oknum polisi, Senin (25/7/2011) malam

Penulis: | Editor:
zoom-inlihat foto Teisar Bobihu Pingsan Lima Jam Dianiaya Oknum Polisi
TRIBUNMANADO/EDI SUKASAH
Teisar terbaring di rumah sakit dan masih syok pascapemukulan terhadap dirinya.
Laporan Wartawan Tribun Manado Edi Sukasah


TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU
- Muhammad Teisar Bobihu (16) pingsan hampir lima jam setelah mendapat penganiayaan dari oknum polisi, Senin (25/7/2011) malam. Bahkan, hingga Selasa (26/7/2011) sore dia masih terlihat syok.

Siswa kelas XII sekolah kejuruan di Kotamobagu tidak berkata sepetah kata pun. Dia hanya terbaring lemah di ranjang perawatan RS Datoe Binangkang.

Dengan mata sembab ibu Teisar, Sartini Manoppo, mengisahkan apa yang dia saksikan malam itu. "Saya kaget saat anak saya yang baru turun dari mobil dikerubungi oleh lima orang. Itu terjadi di halaman rumah saya sekitar pukul 21.30 wita," ujar dia mulai bercerita.

Lima orang tersebut tampak akan mengeroyok remaja yang tinggal di Poyowa Besar Dua. Saat itu, Sartini mendengar satu di antaranya berteriak jika sang anak telah menabrak anggota kepolisian.

Dia mengaku langsung berlari dan menahan agar sang anak tak dianiaya. Sartini menarik beberapa oknum anggota polisi untuk menjauh dari Tesar. "Tiga di antaranya sudah tak mengurung anak saya, namun yang dua lagi masih memegang anak saya di bagian leher," tambah dia.

Dalam keadaan tersebut, lanjut Sartini, beberapa orang yang mengepung Tesar melayangkan pukulan di bagian belakang leher anaknya tersebut. Tesar pun langsung pisan setelah mendapat pukulan tersebut.

Kendati sudah dalam keadaan pingsan, beberapa oknum polisi tersebut masih menarik baju Tesar. "Akhirnya tetangga berdatangan setelah saya berteriak-teriak agar anak saya tak dianiaya," kata Sartini.

Setelah itu, Tesar pun dibawa ke RS Datoe Binangkang dalam keadaan pingsan. "Dia baru sekitar pukul 3.30 wita," tambah ayah korban Ismet Bobihu.

Sartini menambahkan, bagian belakang leher Tesar sempat lebam-lebam. Bahkan, dia mengatakan, entah karena syok, tensi darah Tesar sampai naik hingga 165. Keadaan korban mulai membaik pada Selasa siang.

Menurut sepupu korban, Hat Yoyatan, awal kejadian tersebut di Jalan Kartini, Kotamobagu. Dia berada di mobil Avanza bernopol DB 4013 J yang dikendarai Tesar. Dia mengatakan Tesar tidak menabrak sepeda motor oknum polisi tersebut.

"Motor tersebut sedang terparkir dan jatuh sendiri. Namun setelah itu, kami terus dikejar oleh dua motor sampai rumah," kata Hat.

Sepanjang jalan, orang-orang yang mengejar tersebut memukul mobil Avanza tersebut hingga bagian kacanya pecah. "Setiap tikungan kan pelan hingga motor dapat mendekat. Lalu mereka memukul bagian mobil dengan benda," tambah dia.

Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum polisi tersebut. "Saya selalu merasa tak enak perasaan saat istri saya mmenceritakan kejadian yang menimpa anak saya. Seandainya saya ada di rumah saat itu, tentu lain ceritanya," kata Ismet.

Keluarga pun mmelaporkan hal tersebut ke bagian Provos Polres Bolmong. Mereka berharap laporan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. (suk)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved