Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kekerasan

Dianiaya Pasangan Kumpul Kebo, Rosmina Kukuh Berpisah

Tiga tahun sudah, Rosmina Boham (34) warga Malalayang 1 lingkungan V menjalani biduk rumah tangga bersama MM alias Mute

Penulis: Ryo_Noor | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor


TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO
- Tiga tahun sudah, Rosmina Boham (34) warga Malalayang 1 lingkungan V  menjalani biduk rumah tangga bersama MM alias Mute (39) pasangan kumpul kebonya, hampir selama itu pula Rosmina menahan derita dianiaya. Terakhir terjadi, Rabu (6/7) pagi, ketika Mute sedang dalam pengaruh miras.

Di Polsek Malalayang, Rosmina menceritakan getir hidupnya usai melayangkan laporan aniaya terhadap dirinya, Rabu (6/7/2011) sore, Murung di wajahnya kontras dengan lebam di dahi dan pipinya, bibirnya pun luka, Rosmina mengaku kepalanya agak pusing, sekujur tubuhnya terasa sakit. "Saya dipukuli dengan kayu jendela, dengan tangan," tutur wanita berkulit cokelat ini. Tindakan aniaya itu, Rosmina mengaku sempat pingsan, tak sadarkan diri beberapa saat.

Malang nasibnya, kendati sudah tiga tahun berhubungan dengan Mute, tak ada keinginan Mute menikahinya, padahal Rosmina berharap bisa jadi istri yang sah, "Tiap kali tanya, dia bilang jangan dulu, nanti saja, terkesan menghindar," ungkap Rosmina

Rosmina mengatakan, baru sebulan berada di Manado, sebelumnya ia tinggal bersama Mute di Tahuna Kabupaten Sangihe. Suaminya bekerja sebagai petani kelapa, penghasilannya pas-pasan, karena punya simpanan, akhirnya mereka sudah punya rumah di Malalayang, kendati sangat sederhana, terbuat dari bambu, beratapkan seng. Rumah yang mereka itu sedikit terpencil.  Karena belum dikarunai anak, Rosmina dan Mute tinggal berdua.

Sebelumnya, Rosmina pernah menikah dengan suami pertamanya, pernikahan itu dianugerahi seorang puteri, belakangan biduk rumah tangganya gagal, Rosmina pun bercerai, kata wanita berambut panjang ini, ia pisah karena sang suami punya wanita idaman lain.  Memang malang, keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya, hubungannya pun kali ini tak jauh beda, bukan kebahagian ia rasakan malah kekerasan ia dapat.

Rosmina pun kini kukuh berpisah, ia ingin hidup tenang tanpa harus mengalami kekerasan, rencananya usai kasus berakhir, ia ingin kembali ke kampung halaman di Sangihe. "Ini mau, ke Bitung dulu, ke rumah adik saya, selesai kasus ini saya ingin pulang," ujarnya.

Memiriskan, tak hanya wajah babak belur, badan Rosmina pun sakit pengakuannya, ia dihajar mengguankan kayu jendela.

Rosmina mengatakan, suaminya minum sejak sore kemarin, hingga dini hari tadi. Sejak sore, kata Rosmina, teman suaminya datang di rumah, dengan membawa dua botol minuman keras, Rosmina mengaku sempat menegur, agar jangan kelebihan, namun teguran tak digubris malahan miras terus dibeli, menghindar pertengkaran, Rosmina pun lari ke hutan.

"Kita tidur di gubuk di hutan, nanti kembali pagi," ujarnya kepada Tribun Manado.

Saat kembali pagi harinya, rupanya sang suami masih terpengaruh miras, Rosmina pun kena damprat, kata dia, tiba-tiba tangan suaminya melayang mendarat diwajah bertubi-tubi. Bahkan ia diseret ke dapur, dan dipukuli menggunakan kayu jendela.  Sempat pingsan, Rosmina pun sadar, tapi tak menemukan Mute, karena kesal, Rosmina mengaku mengambil penumbuk cabai dan memorakmorandakan isi rumahnya. Mute pun kembali, pertengkaran kembali terjadi. "Dia mau potong saya pakai parang, saya langsung lari," ujarnya.

Rosmina mengaku meminta pelindungan kepala lingkungan, setelah berembuk, ia memilih melapor.

Kapolsek Malalayang, Komisaris Reino Bangkang membenarkan telah menerima laporan, ia langsung memerintahkan bawahannya segera menangkap Mute, sayang saat disambangi ke rumah Mute, pasangan Rosmina itu telah melarikan diri. (ryo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved