Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berantas Eceng Gondok dengan Cara Dimakan

Berantas Eceng Gondok dengan Cara Dimakan

Editor:
zoom-inlihat foto Berantas Eceng Gondok dengan Cara Dimakan
NET
Eceng Gondok
Lebih dari 10 tahun terakhir, eceng gondok telah membuat pusing Pemkab Minahasa. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghilangkan tumbuhan pengganggu ini, namun sampai saat ini belum ada yang berhasil.

Tahun 2009 silam, Pemkab Minahasa mengerahkan semua PNS-nya untuk mengangkat gulma ini. Hasilnya luar biasa, karena setelah beberapa bulan bekerja, akhirnya Danau Tondano bersih dari eceng gondok. Namun kondisi ini tidak bertahan lama. Tidak sampai dua bulan kemudian, satu persatu tumbuhan ini mulai nampak 'menghiasi' pinggiran danau.

Pertumbuhan eceng gondok memang sangat cepat. Hanya dalam 52 hari, satu batang eceng gondok bisa memperbanyak diri dan berkembang menjadi satu meter persegi. Tingginya unsur hara dari sisa-sisa pakan ikan menjadi pemicu pesatnya perkembangan ecengdondok di Danau Tondano.

Hari ini, hampir satu perempat wilayah Danau Tondano telah tertutup eceng gondok. Areal yang paling banyak ditumbuhi eceng gondok berada di Desa Kaweng dan Tasuka, Kecamatan Kakas. Selain itu, eceng gondok juga banyak terlihat di wilayah Eris dan Rembokan. Pada beberapa daerah, eceng gondok bahkan tumbuh sampai sekitar 100 meter dari bibir danau.

Tahun 2011 ini, Pemkab Minahasa kembali mengeluarkan inovasi untuk memberantas tumbuhan pengganggu ini. Dana Rp 2 miliar telah dianggarkan dalam APBD Minahasa tahun 2011. Uang ini akan digunakan untuk membeli satu unit kapal pengangkat eceng gondok. Pemkab Minahasa berharap kapal ini bisa menjadi jawaban atas upaya pemberantasan eceng gondok yang telah dilakukan sampai saat ini.

Namun, selain program bernilai miliaran rupiah, sebuah program unik dan kreatif juga rencananya akan dilaksanakan oleh Pemkab Minahasa. Lomba tersebut adalah lomba kreasi membuat menu makanan berbahan baku eceng gondok.

Bupati Minahasa, Drs Stefanus Vreeke Runtu mengatakan, pengendalian pertumbuhan eceng gondok akan dilakukan dengan cara memakan gulma tersebut. Sebuah rencana untuk perlombaan terus dimatangkan, dan akan digelar beberapa bulan mendatang.

Menurutnya, asalkan bisa diolah secara baik, eceng gondok bisa dimakan. Dirinya mengakui program ini mungkin sedikit aneh ditelinga warga Minahasa. Tidak pernah ada warga yang pernah memasak dan memakan eceng gondok. Bahkan, warga tidak menggunakan tanaman ini sebagai makanan ternak.

"Mungkin terdengar aneh, karena kita akan memakan eceng gondok. Agar masyarakat tidak ragu untuk memakan eceng gondok, maka lomba meracik menu berbahan dasar eceng gondok ini akan kami laksanakan. Jika diolah oleh koki yang berpengalaman, tumbuhan ini pasti bisa dimakan," ujarnya.

Memakan eceng gondok memang bukan hal yang baru. Masyarakat di Jawa  mengkonsumsi gulma ini. Namun kebiasaan mengolah eceng gondok sebagai makanan dilakukan warga hanya pada saat-saat tertentu. Jika kondisi paceklik dan tidak ada makanan, maka warga miskin ini terpaksa memakan eceng gondok.

Mendengar eceng gondok akan dimakan, beberapa warga Minahasa langsung mengerlitkan dahi. Bagi mereka, memakan eceng gondok hanya sebuah lelucon yang biasanya diungkapkan jika melihat eceng gondok yang sangat banyak terapung di Danau Tondano.

"Memangnya bisa dimakan?" ujar Levi Saerang (34), warga Eris. Menurutnya, tidak mungkin bisa memasak dan memakan eceng gondok. Menurutnya, hewan atau serangga saja tidak makan tumbuhan itu, apalagi manusia.

"Sepengetahuan saya, eceng gondok itu tidak untuk dimakan. Jangan-jangan kami mati keracunan atau sakit saat makan tumbuhan tersebut. Harus ada bukti kalau eceng gondok itu bisa dimakan," ujarnya.

Sementara itu, Herman Karinda, tokoh masyarakat Remboken mengatakan, ide untuk memakan eceng gondok memang ide yang bisa dicoba untuk menekan pertumbuhan gulma tersebut. Namun dirinya mengatakan, sebelum memperkenalkan menu sayur eceng gondok, Pemkab Minahasa harus melakukan penelitian terkait nilai gizi yang terkandung dalam tumbuhan tersebut.

"Sebelum menganjurkan masyarakat memakan eceng gondok, terlebih dahulu Pemkab Minahasa harus melakukan penelitian kandungan gizi tanaman ini. Bagaimana jika tumbuhan ini tidak memiliki gizi, atau bahkan bisa memberikan efek negatif pada tubuh orang yang memakannya," ujarnya. (lucky kawengian)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved