Prabowo Beri Hadiah Lukisan Bung Karno untuk Mega
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak datang dengan tangan hampa saat berkunjung ke kediaman Megawati.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak datang dengan tangan hampa saat berkunjung ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7) siang. Beberapa saat setelah Prabowo berpamitan, sebuah truk kontainer kecil berlambang Partai Gerindra berwarna putih memasuki halaman kediaman Megawati yang rindang.
Saat dilihat, lima orang tenaga pengamanan rumah Megawati menurunkan lukisan berukuran 3 meter kali 3 meter dari truk tersebut. Setelah itu truk tersebut langsung meninggalkan kediaman Megawati.
Baca: Putra Mahkota Abu Dhabi Bawa Investasi Rp136 Triliun
Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ikut mendampingi Megawati menceritakan bahwa lukisan itu merupakan milik pribadi Prabowo yang diberikan kepada Megawati. Niat itu menurut Hasto disampaikan Prabowo sejak awal pertemuan.
“Di awal pertemuan Pak Prabowo menyampaikan bahwa dirinya membawa lukisan Bung Karno sedang berkuda untuk Ibu Mega. Prabowo menceritakan bahwa lukisan itu diambil saat Bung Karno memimpin angkata bersenjata Republik Indonesia saat ibukota Indonesia berada di Yogyakarta tahun 1947,” cerita Hasto.
Hasto menceritakan Ibu Mega merasa senang dan berterima kasih atas pemberian Prabowo itu. “Karena menurut Ibu Mega lukisan itu menceritakan tentang pendiri bangsa,” imbuhnya. “Ibu Mega kemudian berkisah tentang lukisan itu saat Bung Karno memimpin Badan Keamanan Rakyat tahun 1947, dan kuda itu merupakan kuda terbaik untuk Bung Karno,” cerita Hasto.
Setelah perbincangan tentang lukisan itu Hasto mengatakan keduanya sempat mengobrolkan tips cara berkuda. “Tadi cerita juga tentang tips naik kuda, juga swafoto di atas kuda,” pungkas Hasto.
Baca: Nuril Menangis saat Komisi III Setujui Amnesti
Pertemuan antara Prabowo dan Megawati berlangsung sekitar dua jam, dibuka dengan makan siang di mana Megawati memasakkan nasi goreng serta bakwan dan menyuguhkan es kelapa muda. Prabowo yang tiba sekitar pukul 12.25 WIB terlihat ditemani Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Wakil Ketum Gerindra Edhy Prabowo.
Mereka disambut Megawati bersama kedua anaknya yaitu Muhammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Terlihat juga politikus PDI Perjuangan yaitu Pramono Anung, Erico Sotarduga serta Sekjen Hasto Kristiyanto. Diantara mereka terselip sosok Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Selfie Bareng Kuda
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengundang Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri. Menanggapi ajakan tersebut, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan di sana tak mustahil untuk terwujud. “Hambalang kan agak dingin, beda dengan di sini, nanti pertemuan di sana pasti menarik, saling mengunjungi kan baik,” ujar Hasto. Hasto juga menceritakan bahwa tanggapan positif juga diungkapkan Megawati mendengar ajakan Prabowo tersebut. “Ibu Mega memandangnya positif, tadi di antara keduanya juga sudah membicarakan tips berkuda dan swafoto di atas kuda bagaimana,” cerita Hasto.
Tak Ada Oposisi-Koalisi
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasan kenapa tidak hadir dalam pertemuan dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar, PKB dan PPP beberapa waktu lalu. "Saya ditanya 'kenapa kok ibu enggak ada wakil dari PDI Perjuangan,' saya memang sedang ada di luar negeri pada waktu itu, atau di luar daerah," kata Megawati.
Selain itu, Presiden RI ke-5 ini mengatakan, dirinya tengah disibukan dengan persiapan rapat kerja daerah dan rapat kerja cabang untuk penyelenggaraan pada Kongres V PDI Perjuangan. "Kami memang sekarang sedang menghadapi yang namanya rapat kerja daerah, rapat kerja cabang untuk penyelenggaraan pada kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan diadakan pada tanggal 8 sampai 11 Agustus," jelas Megawati.
Baca: Diplomasi Nasi Goreng di Tengku Umar: Begini Analisa Pengamat Politik Jeirry Sumampow
Dalam kesempatan itu, Megawati juga menegaskan tidak ada koalisi ataupun oposisi. "Dapat dibilang, ndak ada koalisi, tidak ada oposisi di dalam sistem kenegaraan kita. Tapi kalau berbeda karena pilihan, itu silakan saja. Sehingga yang namanya dialog itu sangat diperlukan," kata Megawati.
Megawati mengatakan Indonesia tidak mengenal istilah 'koalisi' ataupun 'oposisi'. Menurut dia, perbedaan pendapat dalam berpolitik adalah hal yang biasa. "Sebenarnya kan kalau kita berbeda pendapat itu adalah sebuah ruang yang biasa, kenapa harus diterus-teruskan. Mari kita rukun kembali menjalin persahabatan kita mendapat ujung, yaitu untuk kepentingan bangsa dan negara. Dan kita tentu harus bisa melakukannya dengan diskusi," tuturnya.
