Berita Terkini
Pria Ini Tewas Disiram Air Panas oleh Istrinya, Gara-gara Dipoligami, Berikut Fakta Lengkapnya
Seorang istri nekat menghabisi nyawa suaminya gara-gara Dipoligami. Cara istri menghabisi nyawa istri, yakni dengan menyiram dengan air panas
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang istri nekat menghabisi nyawa suaminya gara-gara Dipoligami.
Cara istri menghabisi nyawa istri, yakni dengan menyiram dengan air panas melepuh saat suami sedang tidur
Pembunuhan itu terjadi karena Aminah cemburu atas tindakan suaminya Bahtiar yang menikah lagi alias poligami tanpa sepengetahuannya.
Dilansir dari Tribun Timur (Grup Tribun Manado), Sang Istri bernama Aminah (30) sedangkan suamin bernama Bahtiar (28).
Peristiwa itu dibenarkan Kasubag Humas Polres Jeneponto, AKP Syahrul pekan lalu.
Berikut 5 fakta istri siram suami pakai air panas hingga melepuh dan tewas selengkapnya:
1. Kronologis Kejadian
AKP Sahrul menjelaskan korban disiram air panas oleh istrinya saat sedang tidur di rumahnya di kampung Paranga.
“Pada hari Sabtu (13/7/2019) lalu, korban Bahtiar sedang tidur, lalu pelaku yang tak lain istrinya sendiri memasak air panas dan menyiramkan ke arah tubuh korban,” kata AKP Syahrul.
Akibatnya korban mengalami kulit melepuh hampir sekujur tubuh terutama pada bagian dada dan perut.
Berita Terpopuler: 2 Kesalahan Fatal Ini yang Bikin Ahok Tolak Berhubungan dengan Veronica Tan
Berita Terpopuler: Jepang Raih 2 Gelar, Marcus/Kevin Dapat Pujian dari Pelatih Ganda Putra China
Berita Terpopuler: Ahok Berselingkuh dengan Puput saat Jadi Suami Veronica Tan, Benarkah Gosip Itu? Ini Kata BTP
2. Sempat Dirawat di Rumah Sakit
AKP Sahrul menambahkan korban sempat mendapat perawatan di RSUD Takalar.
“Setelah kejadian tersebut korban dibawa oleh keluarga pelaku ke rumah sakit umum Padjonga Dg Ngalle Takalar untuk mendapatkan perawatan,” tutur Mantan Kapolsek Tamalatea itu.
“Namun tidak ada perubahan sehingga keluarga korban memutuskan untuk dilakukan pengobatan tradisional hingga akhirnya meninggal dunia," jelasnya menambahkan.
Jenazah pria yang bekerja sebagai sopir angkot di Makassar itu dimakamkan di rumah saudaranya di Kampung Beru, Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, Jeneponto.