Gempa Hari Ini
Gempa 7,2 SR di Halmahera, Ahli Tsunami: Energi Setara dengan 50 Kali Bom Hiroshima
runtuhan akibat gempa dengan aktivitas sesar mendatar sebesar 70 x 18 kilometer dengan slip 2,8 meter.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Widjo Kongko, Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT), mengungkapkan, gempa7,2 pada Minggu (14/7/2019) di Halmahera, Maluku Utara menghasilkan energi yang besar.
Pasca-gempat telah terjadi 52 kali gempa susulan hingga Senin subuh.
"Energi setara dengan 50 kali bom Hiroshima," katanya kepada Kompas.com, semalam.
Widjo juga menambahkan, runtuhan akibat gempa dengan aktivitas sesar mendatar sebesar 70 x 18 kilometer dengan slip 2,8 meter.
Selain energi dan runtuhan, gempa yang berpusat pada koordinat 0.59 Lintang Selatan dan 128.06 Bujur Barat, 62 kilometer lepas pantai Labuha itu juga menghasilkan tsunami kecil.
"Ada tsunami kurang dari 20 cm terpantau di Stasiun Pasang Surut Gebe, kurang lebih 35 menit setelah gempa utama," kata Widjo.
Sementara itu di Pulau Weda, ketinggian tsunami diprediksi mencapai 50 cm.
Belum diketahui apakah ada kerusakan akibat tsunami tersebut.
Seluruh wilayah Indonesia, kecuali Kalimantan, merupakan daerah yang langganan gempa.
Indonesia bahkan memiliki fenomena gempa unik disebut gempa swarm.
Baca: Laka Maut di Tuminting, Gobel Tewas di Tempat, Fakta Lain Terungkap dari CCTV
Baca: Kisah Cinta Guru SD dan Muridnya, Ketika Main di Kelas Dijaga Siswa Lainnya
Baca: Dikabarkan Keluar dari Pesbukers, Ayu Ting Ting Kepergok Bersama Syamsul Arief di Singapura
Baca: Usai Pengganti Kakaknya Ditangkap KPK, Sang Adik Kini Jabat Pelaksana Tugas Gubernur
Baca: Ini Identitas Mayat yang Ditemukan di Selokan Sparta Tikala, Kesehariannya Diungkap Kapolsek
Baca: Efraim Ponombo Siswa SMK Sulut Tewas di Jogjakarta Saat Ikut Lomba Kompetensi Siswa
Tsunami Kurang dari 20 Cm
Tsunami lemah melanda wilayah Labuha Halmahera Selatan, Maluku Utara pasca-gempa bermagnitudo 7,2 pada Minggu (14/7/2019) kemarin
Dikabarkan terjadi tsunami rendah dan seorang meninggal dunia saat terjadi gempa tersebut.
Ribuan warga masih mengungsi di tenda-tenda karena khawatir terjadi gempa susulan.
Ahli tsunami Abdul Muhari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Widjo Kongko dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapnya berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG).