Jelang Pemilihan Ketua NU, Berkembang Nama Calon, Figur Parpol Disebut tak Memenuhi Syarat

TRIBUNMANADO. CO. ID, MANADO - Jelang Konferensi Wilayah (Konferwil) ke XI Nahdlatul Ulama Provinsi Sulawesi Utara, 13-15 Juli 2019, figur calon yang bakal bertarung sudah mencuat.

Mereka yakni Sa'ban Mauludin, Sang Incumbent Ketua NU Sulut

Ulyas Taha, Wakil Ketua NU Sulut, Soleman Awad Mantan Ketua NU Sulut

Tubagus Abeng Elong, Wakil Ketua NU Sulut, dan Herson Mayulu Rois PC NU Bolsel.

Ketua Panitia Ulyas Taha mengatakan, persiapan konferwil sudah sekitar 90 persen

"Siap dilaksanakan 13-15 Juli 2019," kata dia kepada tribunmanado. co. id, Kamis (11/7/2019).

Ia menjalskan di NU itu dipilih ada dua unsur. Pertama, Rois Suriyah PWNU. Dipilih dengan sistem musyawarah para kiai.

Kedua, Ketua Pengurus Wilayah NU dililih lewat mekanisme voting

Memilih Ketua PWNU itu yang berhak pengurus cabang, dan pengurus wilayah. Menggunakan sistem one vote one delegation.

Artinya ada 12 suara dari masing-masing Pengurus Cabang NU di Sulut, dan 1 suara dari Pengurus wilayah Sulut. Total ada 13 suara yang diperebutka

"Di Sulut ada 12 pengurus cabang, minus Talaud, Sitaro dan Tomohon, " kata dia.

Sejumlah nama yang berkembang kata Ulyas merupakan dinamika. Tapi dalam komferwil nanti tetap berpedoman terhadap AD/ART organisasi.

"Di AD/ART ketua itu syaratnya minimal sudah berhikmat saru periode atau 5 tahun pada emua tingkatan organisasi, badan otonom,dan lembaga," ungkap dia.

Kedua, tidak dalam jabatan politik, merangkap jabatan organisasi lain.

AD/ART Pasal 51 menjabarkan jabatan politik itu presiden, wapres, gubernur, wagub,wali kota bupati, anggota DPR, DPD, DPRD, pengurus Parpol maupun Anggota Parpol