Bolmong
Kisah Marsidi, Menyulap Desa Gelap Gulita Jadi Terang, Membawanya Meraih Kalpataru
Marsidi menjadi salah satu penerima penghargaan Kalpataru 2019 kategori perintis lingkungan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Finneke Wolajan
TRIBUN MANADO.CO.ID - Marsidi Kadengkang (62), warga Desa Mengkang, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengharumkan nama Sulut.
Ia menjadi salah satu penerima penghargaan Kalpataru 2019 kategori perintis lingkungan.
Pemberian penghargaan berlangsung di Hotel Ibis Slipi Jakarta, Rabu (10/7) malam.
Diketahui, Kalpataru adalah penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada individu maupun kelompok yang dinilai merintis lingkungan di daerah masing-masing.
Kepada tribunmanado.co.id via ponsel ia membeber, Kalpataru ia raih atas usaha mengembangkan energi alternatif (mikrohidro) di Desa Mengkang dan penanaman di areal penyangga Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).
Menurut dia, semua berawal dari kegelisahan.
"Saat menjadi Sangadi di desa Mengkang, saya tidak nyaman dengan keadaan desa yang gelap gulita. Saya berpikir, ini harus diubah. Desa ini harus terang," kata dia.
Dari situlah, Mengkang berinisiatif menggerakan warganya untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan memanfaatkan pasokan air yang melimpah di sungai desa tersebut.
Ia menggalang dana masyarakat untuk mengongkosi proyek tersebut.
"Akhirnya kami berhasil membangun instalasi listrik tanpa bahan bakar minyak dan pemeliharaan mesin yang relatif mudah," kata dia.
Adanya PLTMH membuat malam di desa itu bersinar.
Setiap rumah beroleh 160 watt.
"Anak anak bisa belajar malam," kata dia.
Tak berhenti sampai di situ, Mengkang merintis penanaman di areal penyangga Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).
Ini juga diawali kegelisahan.