Berita Kesehatan
Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Karena Sakit Kanker Paru-paru, Gejala Awal Penyakit Ini Tak Disadari
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB.
Informasi duka tersebut beredar melalui pesan singkat WhatsApp.
"Iya, benar (informasi yang menyebutkan Bapak Sutopo meninggal dunia)," kata Kepala Subbagian Tata Usaha Pusdatinmas BNBP, Yahya Djunaid seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Sutopo sebelumnya bertolak ke Guangzhou, China, untuk berobat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Hal itu pernah disampaikan Sutopo dalam akun Instagram miliknya, @sutopopurwo pada Sabtu (15/06/2019).
Perlu diketahui, kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang menyebabkan kematian tertinggi.
Baca: Khabib Nurmagomedov, Dikabarkan Kembali Ribut dengan Petarung Amerika Serikat, Nate Diaz
Baca: Sudah Dekat Garis Finis, Pelari Ini Justru Gagal Juara, Ditikung Lantaran Asyik Lakukan Selebrasi
Baca: Jadwal dan LINK Live Streaming Final Copa America 2019 Brasil vs Peru
Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengungkapkan, sebagian besar pasien kanker paru-paru datang berobat pada stadium lanjut, yaitu 3 dan 4.
Hal itu karena kebanyakan kasus kanker paru-paru tak memunculkan gejala awal.
"Kalau masih kecil (tumor) biasanya tak terasa apa pun. Kanker paru mulai bergejala ketika mengenai organ lain dan ukurannya lebih besar," kata Agus seperti dikutip dari Kompas.com.
Jika muncul gejala, biasanya penyakit sudah stadium lanjut.
Gejala kanker paru umumnya batuk terus-menerus yang sulit sembuh, batuk berdarah, suara serak, mengi, nyeri dada, kelelahan, dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Gejala kanker paru juga mirip dengan gangguan paru atau pernapasan lainnya sehingga kerap tak disadari penderitanya.
"Kalau enggak rutin cek kesehatan, ya enggak ketemu kemunculan awal kanker di paru," ungkap Agus.
Akibat baru diketahui pada stadium lanjut, angka harapan hidup pasien kanker paru pun sangat rendah.
Pengobatan yang dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien.
