Air Sumur Tercemar
Air Sumur di Daerah Ini Berubah Menjadi Hitam Pekat dan Berbau, Hal Ini Yang Diduga Jadi Penyebabnya
Warga mengeluhkan mengenai kondisi air sumur. Sudah dua bulan airnya tidak wajar. Warna airnya sudah menjadi hitam.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga mengeluhkan mengenai kondisi air sumur.
Sudah dua bulan airnya tidak wajar. Warna airnya sudah menjadi hitam.
Pengeluhan datang dari Warga Kampung Babakan Jawa, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Pantauan Tribun Jabar di lapangan, Minggu (7/7/2019), kondisi tersebut terjadi tepatnya di lingkungan rukun warga (RW) 12 dan sebanyak 5 rukun tetangga (RT) terdampak pencemaran dari Sungai Cikijing yang melintang di Kampung Babakan Jawa.
Baca: Hanya Menggunakan Dua Alat Ini Empat Tahanan Kasus Narkoba Rusak Terali Besi dan Panjat Tembok
Baca: PROFIL Lengkap Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB yang Meninggal: Pejuang Bencana dan Kanker Paru-paru
Baca: Ketika Melinda Dimintai Tolong Jadi Perias di Nikahan Mantan: Hubunganku 5 Tahun Kandas
Baca: KPU Kota Manado Tunda Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD
Baca: Pria Pengangguran Dihakimi Massa Karena Membobol Indekos, Sebelumnya Mencuri Rokok di Warung
Selain berwarna hitam pekat, kondisi air di sumur-sumur warga itu pun mengeluarkan aroma tidak sedap serta kerap kali mengeluarkan busa, sehingga warga tidak berani menggunakan air tersebut.
Dedeh (49), warga RT 1/2 Kampung Babakan Jawa, mengatakan, sebelumnya kondisi air di sumurnya itu dalam kondisi jernih dan setiap harinya digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari minum, mencuci, masak, hingga mandi.
"Lihatnya saja sudah takut, apalagi digunakan. Bau airnya tercium sampai ke dalam rumah," kata Deden kepada Tribun Jabar di Kampung Babakan Jawa, Kabupaten Bandung, Minggu (7/7/2019).
Baca: Sopir dan Kernet Truk Disandera Mantan Kades Selama Dua Hari, Alasannya Karena Ini
Baca: Wasit Asal Paraguay Mario Alberto Diaz Berikan Kartu Merah untuk Messi dan Medel
Baca: Inilah 4 Jenderal TNI dengan Pengalaman Tempur Terbaik di Kopassus, Ahli Misi-misi Berbahaya
Baca: Poligami Bakal Dilegalkan, Istri Gubernur Non Aktif: Bukan Sesuatu yang Salah
Baca: Ceritakan Soal Kesabaran Nagita Slavina, Raffi Ahmad Sampai Nangis di Depan Ferdian
Dedeh mengatakan, pada dua bulan lalu, perubahan kondisi air berubah secara berangsur, awalnya hanya mengalami perubahan keruh kecokelatan, namun saat ini menjadi warna hitam pekat dan berbau serupa lumpur selokan.
Ia mengatakan, pekan lalu ia menguras sumur sedalam tiga meter tersebut dengan tujuan untuk menghilangkan air berwarna hitam itu, sayangnya beberapa jam kemudian air hitam kembali muncul memenuhi sebagian sumur.
"Malah yang sekarang lebih parah dari Minggu kemarin, dari jarak 30 meter sudah kecium. Dicoba disaring tetap saja," katanya.
Baca: Polisi Yakini 90 Persen Jasad yang Ditemukan Itu Thoriq, Mengacu Pada 2 Benda Ini, Apa Itu?
Baca: Nikita Mirzani Komentari Kasus Ikan Asin, Yakin Galih Ginanjar Bakal Ditahan Karena Hal Ini
Warga lainnya, Ai Taryati (55), mengatakan, akibat hal tersebut, sejak dua bulan terakhir ini ia terpaksa mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli air galon isi ulang untuk berbagai kebutuhan, dengan harga Rp 5 ribu setiap galonnya.
"Untuk satu bulan, bisa sampai 30 galon. Itu buat mandi, cuci beras, dan masak," katanya.
Ketua RT 1/12, Alan Sukawa (54), mengatakan, kondisi terparah memang terjadi di lingkungan RT tersebut, seluruh sumur di rumah mengalami perubahan warna, sehingga banyak warga beralih menggunakan air galon atau membuat sumur bor.
"80 kepala keluarga kena dampaknya, terjadi mulai dari musim halodo (kemarau)," kata Alan.
Permasalahan pencemaran limbah dari Sungai Cikijing, kata Alan, memang telah terjadi mulai dari tahun 1995 dan hingga saat ini belum ada upaya pencegahan baik dari pemerintah setempat atau pun pihak berwenang.