Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Lengsernya Presiden Soeharto dan Kisah Perjuangan Mahasiswa, 21 Mei 1998 Jadi Bersejarah

Lengsernya Presiden Soeharto tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah Indonesia.

Tribunnews.com, Intisari
Soeharto dan momen mahasiswa yang melengserkannya kunjungi dirinya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Lengsernya Presiden Soeharto tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah Indonesia.

Terjadi pada gelombang demonstrasi dan pembangkangan dilakukan oleh mahasiswa di tahun 1998.

Jenderal Besar H.M. Soeharto akhirnya mundur dari jabatan Presiden tepat pada 21 Mei 1998.

Mahasiswa dan Soeharto pada masa itu menjadi dua belah pihak yang selalu 'berseberangan'.

Tragedi yang membuat Soeharto kehilangan kekuasaannya itu ternyata masih menyisakan banyak cerita.

Satu di antaranya adalah cerita momen sekelompok mahasiswa yang berinisiatif mendatanginya setahun setelah tragedi terjadi.

Baca: Jelang Penetapan Presiden Terpilih, Inilah Rekap Suara Jokowi-Maruf, Unggul di 21 Provinsi

Baca: Berusia 76 Tahun, Maruf Amin Akan Menjadi Wakil Presiden Tertua Dalam Sejarah Indonesia

Baca: Dulu Terkenal, Nasib 5 Artis Ini Berubah, Si Wiro Sableng Kini Jadi Petani

Baca: Indonesia Lawyers Club Akan Kembali Tayang, Ini Jadwalnya

Baca: Dulu Terkenal, Nasib 5 Artis Ini Berubah, Si Wiro Sableng Kini Jadi Petani

Berikut cerita yang berhasil dihimpun TribunJatim.com dari Intisari dan Tribun Jambi.

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.
Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998. ((AP PHOTO/CHARLES DHARAPAK via Kompas.com))

Pada saat itu hujatan dan demo terkait Soeharto masih sangat gencar bersamaan dengan kampanye Pemilu Multipartai 1999.

Tak dinyana, surat permohonan untuk menemui Pak Harto atas nama pribadi, mahasiswa jurusan jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politk (IISIP) Jakarta bernama Hendrikusumo Dimas Febiyanto, yang dikirimkan tanggal 4 Mei 1999, begitu cepat ditanggapi.

Baca: Tak Hanya Cantik, 13 Artis Ini Berpendidikan Tinggi, Nomor 12 Bergelar Master Saat Berusia 21 Tahun

Baca: Wali Kota Risma Sakit, Diagnosis Dokter Orang Nomor Satu di Surabaya Ini Mengalami Penyakit Ini

Baca: Sosok Kopda Lucky Prasetyo Meninggal Dianiaya Pria Kekar, Mertua Ungkap Sifat Peraih 2 Bintang Jasa

Pukul 13.00 WIB tanggal 10 Mei, Sekretaris Pribadi Pak Harto, Letkol (Pol.) Anton Tabah, memberitahukan bahwa pukul 09.00 WIB esok harinya, 11 Mei 1999, Soeharto bersedia menerima kunjungan si mahasiswa.

Selain nama penandatangan surat, juga diminta daftar nama lain yang akan ikut. Maka dicatatkanlah nama Subhan Lubis (juga mahasiswa IISIP Jakarta) dan Harry Sutiyoso, S.E. (bekas mahasiswa yang telah jadi karyawan swasta).

Sedangkan nama saya, FX Dimas Adityo (mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Arkeologi UI), tidak didaftarkan. Ini memunculkan sedikit persoalan ketika esok paginya saya ikut dalam rombongan.

Setelah dijelaskan, antara lain keikutsertaan saya sebagai juru foto, Sekpri dan para ajudan Pak Harto bisa mengerti. Mereka pun mengizinkan saya.

Perjalanan rombongan mahasiswa tersebut menuju kediaman Soeharto di Jln Cendana tidaklah mudah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved