Berita Terkini
Penilaian Soeharto Demokratis Meningkat, Pasca Kerusuhan 21-22 Mei 2019
Survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) menunjukan peningkatan penilaian bahwa Presiden Soeharto
TRIBUNMANADO.CO. ID - Pasca kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019, survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) menunjukan peningkatan penilaian bahwa Presiden Soeharto adalah kepala negara yang menjalankan pemerintahan secara demokratis.
Menurut SMRC, kenaikan penilaian bahwa Soeharto demokratis ini muncul terkait pemilihan umum (Pemilu) 2019.
"Pasca 21-22 Mei, ada yang mengatakan Soeharto itu demokratis. Angkanya naik dari 22 persen jadi 33 persen. Kami tidak tahu itu atas kampanye siapa," ujar peneliti SMRC Sirajuddin Abbas dalam pemaparan survei di Kantor SMRC, Jakarta, Minggu (16/6/2019).
SMRC melakukan survei mengenai tren demokrasi di masa pemerintahan Soeharto. Tren yang diteliti mulai dari April 2013 hingga Mei dan Juni 2019.
Hasilnya, pada April 2013, hanya 28 persen responden yang menilai Soeharto demokratis. Kemudian, pada Desember 2013, angkanya stabil sebesar 28 persen.
Selanjutnya, pada Juli 2014, angka yang menyatakan Soeharto demokratis, semakin turun menjadi 22 persen.
Baca: Viral Facebook, Curhat Wanita Hidup di Keluarga Beda Agama: Muslim atau Kristen Memiliki Kesamaan
Baca: VIRAL MEDSOS, Gagal Terpilih, Caleg Singgung Sumbangan ke Masjid, Warga Bakar Semua Sedekahnya
Baca: Viral Medsos Pemilihan Anggota Baru Geng Motor dengan Syarat Penggal Siapapun di Jalanan
Namun, angka yang menilai Soeharto demokratis tiba-tiba meningkat pada Mei-Juni 2019, menjadi 33 persen. Terdapat kenaikan 11 persen yang menilai Soeharto demokratis.
Survei mengenai opini publik ini dilakukan pada 20 Mei-1 Juni 2019. Pendanaan survei ini dibiayai sendiri oleh SMRC.
SMRC melibatkan 1.078 responden yang dipilih secara acak. Responden adalah penduduk Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.
Pengambilan data dilakukan wawacara tatap muka secara langsung oleh pewawancara yang sudah terlatih. Adapun, margin of error dalam penelitian ini sebesar lebih kurang 3,05 persen.
Survei SMRC: Soeharto Dinilai Diktator, SBY dan Jokowi Dinilai Demokratis
Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) melakukan survei tingkat demokrasi dengan membandingkan 3 rezim pemerintahan. Masing-masing yakni, pemerintahan Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo.
Hasilnya, mayoritas publik menilai bahwa pemerintahan Soeharto bersifat diktator. Sementara, pemerintahan SBY dan Jokowi dinilai pemerintahan yang demokratis.
"Dari tiga rezim, mayoritas publik menilai rezim SBY dan Jokowi adalah rezim demokratis. Sementara rezim Soeharto adalah rezim diktator," ujar peneliti SMRC Sirajuddin Abbas dalam pemaparan survei di Kantor SMRC, Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Dalam penelitian, SMRC menanyakan responden tentang penilaian demokrasi dalam pemerintahan masing-masing presiden. Responden diminta memberikan skor 1-10.
BERITA TERPOPULER: Ini Penyebab ILC TV One Istirahat Tayang Setelah Pilpres 2019
Populer: Sepasang Pelajar Berhubungan Badan di Kelas, Sebelum Main Rusak Ini Dulu, Sekarang Mereka Hilang
Populer: VIRAL Siswi Kelas 1 SMP Dinikahi Pria (41), Kenalan di Facebook hingga Muncul Rasa Suka Sama Suka