Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bentrok di Buton: Anah Panah Balas Teguran Konvoi Takbiran

Dua warga tewas, delapan orang lainnya mengalami luka-luka, dan 87 unit rumah terbakar akibat bentrokan antarwarga

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE
Sekitar 56 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Belum diketahui penyebab pasti pemicu pertikaianyang melibatkan antar kelompok pemuda desa gunung jaya dengan pemuda desa sampuabalo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BUTON – Dua warga tewas, delapan orang lainnya mengalami luka-luka, dan 87 unit rumah terbakar akibat bentrokan antarwarga Desa Gunung Jaya lawan warga Desa Sampuabalo di Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Bentrokan meletup selama dua hari beruntun, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 2019, Rabu hingga Kamis.

“Untuk sementara (korban) yang meninggal dunia ada dua orang, delapan yang mengalami luka-luka dan dirujuk ke rumah sakit,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Djufri, Jumat (7/6).

Baca: SBY Masih Puasa Bicara Politik

Dua orang warga Desa Gunung Jaya tewas akibat benda tajam, dan delapan orang warga dilarikan ke puskesmas Matanauwe dan Rumah Sakit Umum Daerah Buton untuk menjalani perawatan. Djufri mengatakan dua orang meninggal karena mengalami luka. Namun dia belum mengetahui penyebab luka apakah akibatkan senjata tajam pisau atau belati, atau anak panah.

Adapun korban luka-luka akibat anak panah dan sabetan benda tajam menjalani perawatan di puskesmas di dua wilayah desa yang bentrok. "Kami dari kesehatan standby 1x24 jam untuk melakukan perawatan terhadap korban," ujar Jufri. Korban meninggal dan luka-luka, tercatat berasal dari dua penduduk desa bentrok.

Berdasarkan data kepolisian, terdapat 87 rumah warga Desa Gunung Jaya yang terbakar. Satu mobil pikap dan empat sepeda motor juga dibakar. Warga Desa Gunung Jaya juga diungsikan ke desa-desa terdekat.

Kepala Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt saat ditemui di Mapolda Sultra, Jumat (7/6) mengatakan, bentrokan mulanya terjadi pada Selasa (4/6) saat malam takbiran. Warga Desa Gunung Jaya merasa terganggu oleh konvoi warga Desa Sampuabalo, yang berkonvoi mengendarai sepeda motor berknalpot racing. Pengendara memainkan gas motornya sehingga menimbulkan suara meraung-rauang, membisingkan.

Baca: BPN: AHY Monggo Jadi Menterinya Jokowi

"Keterangan La Aca (35) warga Desa Gunung Jaya mengatakan pada malam hari lebaran ada sekitar 40 pemuda dari Desa Sampuabalo melakukan konvoi. Mereka menggunakan knalpot racing dan memainkan gas motornya sehingga membuat masyarakat Desa Gunung Jaya merasa terganggu dan tidak menerimanya lalu menegur," ujar AKBP Harry Goldenhardt.

Masalah tidak berakhir malam itu. Keesokan harinya, Rabu (5/6), sekitar pukul 13.00 Wita, sekitar tiga jam usai salat Id, warga Desa Sampuabalo yang melintas terkena panah warga Desa Gunung Jaya.

"Akhirnya warga Desa Sampuabalo ini kembali ke desanya, melaporkan kepada teman-temannya. Selang sekitar 30 menit, ada kurang-lebih seratus warga Sampuabalo melakukan penyerangan ke Desa Gunung Jaya, melakukan pelemparan batu dan pembakaran," kata Harry.

Kapolda Sultra telah membentuk tim gabungan dari Direktorat Intelkam dan Direktorat Reserse Kriminal Umum.

Harry menjelaskan, hingga pukul 13.42 Wita, Kamis (6/6) situasi sudah kondusif. Warga kedua desa sudah membubarkan diri. "Situasi di lokasi kejadian sudah kondusif. Namun aparat keamanan, baik Polri maupun TNI, masih melakukan pengamanan dan melokalisasi agar tidak meluas kejadian itu," tuturnya.

Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Iriyanto menegaskan akan menangkap pelaku pembakaran rumah warga buntut bentrok antarwarga di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton. Selain itu, provokator kerusuhan diburu.

"Kita tenangkan dulu masyarakat. Setelah masyarakat tenang, polisi akan melakukan pencarian siapa pelaku yang melakukan pembakaran dan provokasi," kata Iriyanto saat berkunjung ke lokasi dua desa yang terlibat bentrok di Kabupaten Buton.

Iriyanto mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur Sultra soal hangusnya rumah warga itu. "Saya sudah koordinasi dengan Gubernur. Gubernur akan memberikan kompensasi dan penggantian. Kerugian-kerugian silakan disampaikan kepada pemda," ujarnya.

Iriyanto juga mengatakan Polri bersama TNI akan bersama-sama membangun rumah-rumah korban pembakaran. Dia mengimbau kedua pihak menahan diri. "Kami harapkan dan mohon dengan sangat kepada warga kedua pihak agar menahan diri. Ini adalah hari yang sangat kita tunggu-tunggu, yaitu hari yang fitri," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved