Hati-hati Bertanya 'Kapan Nikah?' Bisa Berdampak Buruk lho, Ini Etikanya
Rizqy Amelia Zein mengatakan, pertanyaan ini bisa memicu orang yang suicidal untuk benar-benar bunuh diri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pertanyaan paling horor bagi para jomblo adalah "kapan nikah?".
Pertanyaan kapan nikah membuat mereka yang belum nikah takut menghadiri pertemuan keluarga, seperti saat Lebaran.
Dari zaman ke zaman, pertanyaan yang paling sering bikin muda-mudi Indonesia berkeringat dingin.
Walau terdengar sepele, sebaiknya pertanyaan sepersonal ini hanya dilontarkan setelah melalui pertimbangan matang saja.
Pasalnya, pertanyaan “kapan nikah?” yang dilontarkan hanya sebagai basa-basi bisa berdampak buruk bila dilontarkan ke orang yang salah.
Seseorang yang mengalami depresi, misalnya, bisa bertambah buruk kondisinya bila mendapatkan pertanyaan seperti itu.
Bahkan, menurut Rizqy Amelia Zein yang mengajar Social and Personality Psychology dari Universitas Airlangga, pertanyaan ini bisa memicu orang yang suicidal untuk benar-benar bunuh diri.
Perlu untuk Anda ingat, sering kali orang-orang yang mengalami depresi tidak secara eksplisit menampakkannya.
Sebab itu, ada baiknya untuk menahan pertanyaan yang sifatnya terlalu personal seperti itu.
Astrid Wen berkata bahwa terpapar pertanyaan “kapan nikah?” berulang-ulang dapat membuat seseorang menjadikan pernikahan sebagai tujuan hidup.
Akibatnya, orang tersebut bisa merasa gagal bila belum menikah.
Orang tersebut rentan terjerumus dalam pernikahan ketika sebetulnya belum siap dan belum benar-benar mengenal orang yang dinikahinya.
Selain itu, pertanyaan “kapan nikah?” yang berulang-ulang juga dapat membentuk pola pikir seseorang sehingga menjadikan pernikahan sebagai tujuan hidup.
Terpapar berulang kali pertanyaan "kapan nikah", seseorang yang belum menikah bisa jadi merasa gagal atau belum lengkap.
Mereka pun rentan terjerumus dalam pernikahan hanya karena tuntutan keluarga, padahal belum siap dan tak benar-benar mengenal orang yang dinikahinya.