Densus 88
Pak RT Ditangkap Densus 88 saat Beli Obat di Apotek, Keluarga Kaget Mendengarnya
Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris di kawasan Gajahmungkur Semarang, Selasa (14/5) pukul 03.44 saat membeli obat di apotek.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap terduga teroris di kawasan Gajahmungkur Semarang, Selasa (14/5) pukul 03.44 saat membeli obat di apotek.
Pria terduga teroris tersebut diketahui bernama Taufik TP (46) warga Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Sebelum penangkapan, awalnya ia hendak membeli obat batuk untuk istrinya di apotek tak jauh dari rumahnya. Namun, hingga waktu imsak tiba ia tak kunjung pulang.
"Pergi ke apotek pakai motor tetapi tidak membawa helm dan handphone, apoteknya dekat. Ditunggu tidak pulang-pulang," sebut keponakan Taufik, Firma (30) di rumahnya.
Keluarga lantas mencoba mencari Taufik di sekitar rumahnya. Pencarian juga dilakukan di sejumlah musala di sekitar tempat tinggalnya namun tetap tidak ditemukan.
"Keluarga mengetahui kalau om saya diamankan saat Densus datang ke rumah untuk memberi tahu. Densus datang satu rombongan mobil pakai pakaian preman," sebutnya.
Baca: VIRAL Rayakan Kelulusan, Irene Soenarno Siswi SMK Tewas Ditabrak Motor, Kondisi Pacarnya Sekarat!
Baca: Tak Suka Pamer Harta, Luna Maya Ternyata Punya Vila Mewah di Bali, Intip Yuk!
Baca: UPDATE Siswi SMK Tewas Ditabrak di Hari Kelulusannya, Polisi: Pacar Korban Tak Punya SIM dan STNK

Kedatangan Densus ke rumahnya juga untuk mengantar sepeda motor yang turut diamankan saat penangkapan.
Keluarga langsung kaget mendengar sebab penangkapan Taufik. "Keluarga kaget karena tahu kesehariannya seperti apa dan tidak percaya," katanya.
Istri korban hingga kini masih syok dan menolak menemui wartawan untuk wawancara.
Taufik diketahui merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara. Ia juga memiliki tiga orang anak.
"Om saya juga di kampung sini sebagai RT. sudah 12 tahun menjadi RT. Beliau juga aktif berkegiatan di kampung," ucapnya.
Selain dikenal aktif, ia juga sebagai pengajar ngaji di musala tak jauh dari rumahnya. Begitupun dengan istrinya juga mengajar ngaji bertempat di rumahnya.
"Pendidikannya terakhir kalau tidak salah SMK, tidak pernah belajar ngaji di pondok," katanya.
Tetangga Taufik, Puguh juga tak menyangka tetangganya menjadi terduga teroris. Namun, ia menyebut lima tahun terakhir melihat gelagat yang berbeda pada tetangganya.
"Lima tahun lalu ada perubahan, termasuk cara berpakaiannya. Namun akhir-akhir ini sudah seperti biasa. Makanya saya tidak menyangka," ujarnya.
