Lifestyle
Pernah Salahkan Batu Saat Anak Jatuh? Ternyata Itu Berdampak Buruk Pada Psikologi Anak
Kebiasaan orangtua yang menyalahkan benda lain walaupun alasan untuk menenangkan anak itu ternyata bisa berdampak negatif pada perkembangan si anak.
TRIBUNMANADO.CO.ID — Banyak orangtua menyalahkan benda disekitar anak ketika sang anak yang sedang berlari tiba-tiba terjatuh atau tersandung, dengan alasan untuk menenangkan sang anak.
Contohnya saat anak sedang berlari, anak terjatuh karena meleng dan melihat ada batu di depannya, yang disalahkan oleh orangtanya adalah batunya.
Kebiasaan orangtua yang menyalahkan benda lain walaupun alasan untuk menenangkan anak itu ternyata bisa berdampak negatif pada perkembangan si anak.
Patricia Yuannita seorang psikolog menyebutkan kebiasaan menyalahkan benda lain itu bisa membuat anak memiliki sifat yang selalu melemparkan kesalahan kepada orang lain.
“Ada sebuah skill yang dia lewatkan, yaitu melemparakan kesalahan kepada orang lain padahal itu salah dia sendiri,” ungkap Patricia saat ditemui di acara Ngobras, di Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2019).
Jika memang kejadian yang menyebabkan anak terjatuh atau tersandung karena kesalahan si anak orangtua harus mengingatkan kepada anak.
“Anak harus diajar bertanggung jawab pada diri sendiri jangan nyalahin orang lain,” papar Patricia.P
Pemahaman mengenai tanggung jawab ini perlu ditekankan orangtua keada anak sejak dini untuk menciptakan sifat yang positif jika si anak sudah besar.
“Anak kecil akan menjadi figur-figur besar, kalau diajarkan dari kecil kita akan dicap apa oleh orang sekitar,” pungkas Patricia.
Kalimat yang berisiko membuat anak sedih, kecewa dan merasa dipermalukan
Dilansir dari id.theasianparent.com berikut kalimat yang harus dihindari untuk dikatakan kepada anak:
“Bunda/Ayah capek ngurusin kamu”
Sudah menjadi rahasia umum bahwa menjadi orangtua tidaklah mudah.
Rasa lelah pun seringkali dirasakan terutama bila si kecil berperilaku yang tak diharapkan.
Namun, jika kalimat ini sering diungkapkan kepada anak, terlebih di depan banyak orang tentu saja bisa berisiko mengganggu psikis anak.