Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Mengasingkan Diri dan Tak Makan 4 Hari, karena Alami Ancaman
Kasus #JusticeForAudrey kini masih bergulir dan melibatkan beberapa pihak.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus #JusticeForAudrey kini masih bergulir dan melibatkan beberapa pihak.
Perhatian tak hanya tertuju pada korban pengeroyokan siswi SMP di Pontianak tersebut, namun juga kepada para pelaku yang berperan dalam kasus #JusticeForAudrey ini.
Ketika korban mendapatkan perhatian dan dukungan luar biasa dari publik, pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey ini mendapatkan sanksi sosial yang cukup masif
Publik masih saja meluapkan amarah lantaran pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey sempat tampak tak menyesal.
Bahkan beredar video Boomerang yang menampilkan para pelaku tampak tak terbebani sama sekali ketika berada di kantor polisi.
Namun seiring berjalannya waktu, para pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey yang masih berstatus pelajar SMA ini pun terus-menerus menerima hujatan.
Beragam cibiran, makian, bahkan ancaman ditujukan kepada mereka.
Reaksi ini datang dari beragam media sosial, mulai dari Twitter, Facebook, dan Instagram.
Bahkan tak sedikit yang tega menyebarkan foto-foto para pelaku yang notabene masih berusia belia, sekitar 17 tahun.
Sungguh sanksi sosial yang berat bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah.
Dan hal ini pun diakui oleh Ketua KPPAD Kalimantan Barat, Eka Nurhayati Ishak.
Kepada wartawan Tribun Pontianak, Eka Nurhayati Ishak menceritakan trauma berat yang dialami oleh para pelaku pengeroyokan.
Tak cuma korban yang trauma berat, para pelaku juga mulai mengalami trauma psikis yang kemudian berdampak kepada perilaku mereka sehari-hari.
Eka Nurhayati Ishak menyebutkan, pihak keluarga mengatakan bahwa saking traumanya dengan sanksi sosial yang didapat, pelaku sampai ada yang mengasingkan diri.
Bukan cuma itu, ada pula yang tak mau makan selama hampir 4 hari berturut-turut.