Pembunuhan Dewi Gedoan
Dewi Kerja Keras Demi Kuliahkan Adiknya, Sering Pinjamkan Duit
Dewi Gedoan, karyawati Spa Naiyan, korban pembunuhan sadis dikenal rekan - rekannya sebagai pribadi yang suka membantu orang lain.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Dewi Kerja Keras Demi Kuliahkan Adiknya, Sering Pinjamkan Duit
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Dewi Gedoan, karyawati Spa Naiyan, korban pembunuhan sadis dikenal rekan - rekannya sebagai pribadi yang suka membantu orang lain.
"Dia sering pinjami kami duit, orangnya sangat baik," kata Tania, karyawan Spa Naiyan.
Tania ingat, Dewi pernah meminjaminya duit.
Dewi tak pernah minta dikembalikan.
"Dia katakan kakak kakak napa doi for kakak, nda usah pikir pikir mo ganti bagimana," kata dia.
Menurut Tania, Dewi punya seorang adik.
Sebutnya Tania bekerja keras demi sang adik.
"Adiknya kuliah, dewi kerja keras demi adiknya itu, pernah ia katakan biar dia kerja seperti ini tapi adiknya harus kelar kuliah dan sukses, sang adik sering nginap di kosnya," beber dia.
Selebihnya, kata dia, Dewi pribadi yang tertutup.
Ia mengaku tidak tahu masalah asmara Dewi.
"Kalau masalah itu ia sangat tertutup, setahu kami ia lajang dan tinggal sendiri," kata dia.
Jenazah Dewi Yuwaningsih Gedoan (27) akan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (05/04/2019) hari ini.
Saat ini jasadnya sedang disemayamkan di RS Bhayangkara Manado.
Karyawati spa ini ditemukan tewas mengenaskan bersimbah darah dengan luka tikaman di leher dalam kamar mandi Indekosnya pada Selasa (02/04/2019) pukul 23.45 Wita lalu.
Dewi Gedoan dibunuh oleh tersangka Hendrik Katuuk (48) warga Lingkungan III, Kelurahan Tanjung Batu, Kota Manado.
Hendrik adalah pria beristri dengan anak satu yang selingkuhi korban selama 3 bulan terakhir.
Sedangkan korban belum menikah.
Korban dibunuh karena minta putus setelah mengetahui tersangka memiliki keluarga.
Ita Katiandago (44) kerabat korban mengaku kaget mendengar korban meninggal dunia karena pembunuhan sadis itu,
"Saya kaget, oh Tuhan, Dewi yang masih cewek itu, aduh kasiang." ungkapnya, pada Kamis (05/04/2019)
Dia mengungkapkan korban merupakan anak sulung dari dua bersaudara, adiknya bernama Geby.
"Dewi orangnya baik,: jelasnya.
Katanya, ayah dan ibu korban akan datang pada Jumat hari ini.
"Orangtuanya akan datang besok (Jumat). Jenazah akan dibawa ke Talaud," bebernya
Sosok Korban
Yulpin Mokodompis, teman dekat korban mengungkapkan sosok Dewi Gedoan suka berbagi dengan teman-temannya
"Dia paling suka traktir teman makan dan jalan-jalan. Dia tak perna pelit dalam hal apapun," ungkap Yulpin.
Katanya, Dewi Gedoan dikenal juga sebagai wanita humoris dan terbuka kepada temannya.
"Dia paling berkesan sekali. Di mana dia ada, pasti suasana jadi ceria sekali. Dia org yang suka bercanda dan blak-blakan," tuturnya.
Semasa hidup, Dewi selalu menceritakan isi hatinya kepada Yulpin.
"Dia suka curhat masalah apapun termasuk hal yang sangat rahasia. Mulai dari dia putus kuliah sampe masalah percintaan yang tak pernah baik," kata Yulpin.

Kasihan Kakak Cepat Sekali
Sanak saudara dan keluarga langsung mendatangi ruang pemulasaran RS Bhayangkara Karombasan
Mereka berkumpul di depan ruang pemulasaran RS Bhayangkara.
"Kasihan kakak, kenapa cepat sekali kamu meninggalkan saya," kata adik perempuan korban.
Adik korban menceritakan bahwa kakaknya pernah kuliah di Universitas Negeri Manado. Namun, akhirnya berhenti dan bekerja di Manado.
"Kakak tinggal di kosan di Tingkulu belum lama ini dan saya tinggal di Tateli. Saya hanya tahu kakak kerja di Manado," ungkapnya.
Dia mengaku mendapat berita duka ini dari saudaranya.
"Saya dan tante saya langsung datang di rumah sakit dan melihat kondisi kakak saya yang sudah tidak bernyawa," tambahnya.
Maafkan Pelaku
Diltje Munde (53), bibi korban, mengatakan pihak keluarga syok saat mendengar kabar meninggalnya Dewi.
Perempuan setengah abad ini mengaku tak mengetahui persoalan yang terjadi antara korban dengan tersangka.
"Saat menerima telepon dari keluarga di Tondano, kami sangat terkejut," ungkapnya.
Diltje menyatakan bahwa pihak keluarga telah memaafkan pelaku.
Namun, katanya, hal ini tidak berarti proses hukum berhenti. Proses perkara, katanya, harus tetap berjalan.
Menurut Diltje tersangka Hendrik memberitahukan alamat adik korban ke polisi untuk mengabarkan kematian korban.
Kronologi
Sebelum kejadian, tersangka Hendrik menemui korban di tempat kerja, Selasa (03/04/2019) pukul 22.00 Wita
“Saat saya tiba di tempat kerjanya, saya memanggilnya dan mengajak dia pulang karena saya lihat dia sudah dipengaruhi minuman keras (miras),” katanya
Ketika tiba di kos-kosan, mereka terlibat cekcok dan beradu mulut, sampai korban mengungkapkan memutuskan hubungan cinta mereka yang sudah berjalan sekitar 3 bulan.
Tersangka Hendrik mengaku tak bisa lagi mengontrol emosi, karena, menurut tersangka, korban terus meneriakinya dan memaki-maki.
"Saya cekik lehernya karena berteriak-teriak sambil memaki, dan berontak, hingga kami terjatuh ke lantai,” kata Hendra.
Saat korban terus berontak dan berteriak, tersangka mengaku panik.
Di saat bersamaan, tersangka melihat pisau dapur stainless steel di bawah meja milik korban.
“Saya ambil pisau itu dan menikam korban. Namun, ditangkis pakai tangan kiri. Tusukan kena leher dan membuatnya terdiam. Saat itu juga, saya langsung dorong ke dalam kamar mandi dan menikam lehernya lagi karena dia berusaha merampas pisau yang saya pegang,” tambahnya.
Korban akhirnya tergeletak ke lantai kamar mandi dengan darah berceceran di lantai.
“Saya tunggu sampai dia (korban) tidak bergerak lagi, lalu saya keluar dan menceritakan perbuatan saya ke istri saya,” ungkapnya
Tersangka Hendrik mengaku menikam korban berkali-kali di lehernya.
"Saya sudah tidak ingat lagi berapa kali menikam dia. Yang saya ingat, saya mengarahkan pisau itu ke lehernya. Dia terus melawan, dan saya mendorong dia ke dalam kamar mandi, dan kembali menikam korban di leher," jelasnya.
Pelaku Serahkan Kunci Kos
Kapolsek Wanea, Kompol Hamsy mengungkapkan setelah membunuh selingkuhannya, tersangka menyerahkan diri didamping keluarga.
"Pelaku datang ke Polsek Wanea pukul 23.45 Wita, ada empat orang polisi yang sedang jaga, lalu pelaku mengatakan sudah membunuh orang, dengan spontan anggota menjawab 'gila kamu'," katanya
Tersangka Hendrik pun menceritakan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Dia menyerahkan kunci kos, barang bukti. Dia dimasukkan ke dalam sel. Anggota bergegas ke lokasi kejadian,"
Kompol Hamsy, mengatakan bahwa korban ditemukan tak bernyawa di kamar mandi. Tubuh korban berlumuran darah
"Saat ini, kami sedang menunggu dokter forensik untuk otopsi jenazah korban yang saat ini ada di ruang pemulasaran RS Bhayangkara Karombasan," ungkap Kompol Hamsy
Setelah membunuh korban, Hendrik Katuuk mengunci pintu kamar kos Dewi Gedoan.
Setelah membunuh korban, Hendrik mengaku pulang ke rumah dan menceritakan semua perbuatannya kepada sang Istri.
Pihak keluarga mengantarkan tersangka menyerahkan diri ke Polsek Wanea.
(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)
BERITA POPULER:
Baca: Pembunuhan Ferolin Djorebe oleh Suaminya di Bitung: Korban Dikira Bunuh Diri Selama 26 Hari
Baca: Ayah Bunuh Putrinya yang Masih Berumur 6 Bulan, Ternyata Ada Tulisan Ini di Facebook-nya
Baca: BREAKING NEWS Seorang Pria Diajar Warga Setelah Ditangkap Mencuri di Perumahan GPI, Nyaris Memerkosa
TONTON JUGA: