Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

Cagar Alam Tangkoko Rumah Bagi Yaki dan Tarsius

Cagar Alam Tangkoko di Kota Bitung, Sulawesi Utara menjadi rumah bagi Monyet Hitam Sulawesi yang dalam bahasa lokal disebut Yaki, serta Tarsius.

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FINNEKE WOLAJAN
Cagar Alam Tangkoko Rumah Bagi Yaki dan Tarsius 

Cagar Alam Tangkoko Rumah Bagi Yaki dan Tarsius

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Cagar Alam Tangkoko di Kota Bitung, Sulawesi Utara menjadi rumah bagi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) yang dalam bahasa lokal disebut Yaki, serta Tarsius, monyet terkecil di dunia.

Dua hewan ini telah langka dan endemik di kawasan seluas 8.746 hektar ini.

Di dalam Cagar Alam Tangkoko ini terdapat Taman Wisata Alam Batuputih dan Taman Wisata Alam Batuangus.

TWA Batuputih menawarkan wisata hutan konservasi yang kaya flora dan fauna, sedangkan TWA Batuangus menawarkan lansekap pantai dan laut.

Ada 71 jenis flora endemik di Cagar Alam Tangkoko.

Di antaranya, Pohon Bitung, Nantu, Dao, Beringin, Cemara Laut, Aren, Bunga Bangkai, dan Kenanga.

Pohon-pohon ini ada yang sudah berusia ratusan tahun.

Menariknya, jenis pohon-pohon ini sudah dipasang barcode sehingga pengunjung tinggal scanner dengan handphone maka akan keluar jenis pohon tersebut.

Sedangkan satwa endemik, di antaranya Yaki bokong merah dan berjambul, Maleo, Kuskus, Anoa, dan Tarsius. Ada banyak burung-burung di sana, seperti burung Rangkong, Cengkareng, Elang Sulawesi, Elang Laut, Elang Bondol dan Burung Hantu endemik.

Selain memiliki keindahan dan kekayaan flora dan fauna, Hutan Tangkoko juga dianggap sebagai kehidupan warga Kota Bitung. Hutan Tangkoko menjadi sumber mata air warga di Bitung.

Pintu masuk TWA Batuputih Tangkoko berlokasi di Kelurahan Batu Putih Bawah, Kecamatan Ranowulu. Kawasan ini merupakan destinasi wisata favorit di Kota Bitung. Di kawasan ini pengunjung bisa melihat dengan jelas kehidupan alami dua satwa ikon Sulawesi Utara yakni Yaki dan Tarsius.

Pada perayaan 100 tahun Tangkoko baru-baru ini, Pemerintah Kota Bitung meresmikan patung Alfred Russel Wallace. Patung ini hasil karya tangan dingin seniman asal Jawa Barat, Hendra Susanto.

Alfred Russel Wallace dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah dan ahli biologi dari Britania Raya. Tahun 1861, Wallace mengadakan penelitian di kawasan Hutan Tangkoko, Kota Bitung, Sulawesi Utara, untuk mengumpulkan berbagai spesimen termasuk spesimen Babirusa dan Maleo.

Cagar Alam Tangkoko Rumah Bagi Yaki dan Tarsius
Cagar Alam Tangkoko Rumah Bagi Yaki dan Tarsius (TRIBUN MANADO/FINNEKE WOLAJAN)

Sebelum ke Hutan Tangkoko, Wallace lebih dulu menginjakkan kakinya di Kota Manado. Itu dimulai pada tanggal 10 Juni sampai 23 September 1859. Rute perjalannya yakni Manado, Lota, dataran tinggi Tondano, Tomohon, Rurukan. Dia juga mengunjungi Danau Tondano, Kakas, Langowan, Pangu, Lumpias, Likupang, Pulau Lembeh, Tangkoko, dan kembali ke Manado.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved