Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mount Everest Himalaya

Penampakan Jenazah-jenazah Pendaki Gunung Everest saat Gletsernya Mencair

Ratusan Jasad pendaki Gunung Everest mendadak bermunculan lantaran gletsernya mencair.

Editor: Frandi Piring
BBC
Jasad - Jasad Pendaki Everest 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ratusan Jasad pendaki Gunung Everest mendadak bermunculan lantaran gletsernya mencair.

Dikutip TribunWow.com dari BBC pada Minggu (24/3/2019), mencairnya gletser disebabkan oleh pemanasan global.

"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser mencair dengan cepat dan jasad yang terkubur selama bertahun-tahun kini muncul," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.

Akibat pemansan global itu,  gletser di wilayah Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat.

Disebut 300 pendaki gunung tewas di puncak sejak upaya pendakian pertama dan dua pertiga mayat diperkirakan masih terkubur di salju dan es.

Baca: Ramalan Zodiak Selasa 26 Maret 2019, Leo Promosi Jabatan Menanti, Impian Scorpio Jadi Kenyataan

Tercatatat suhu minimum es hanya -3,3 C, dengan es paling dingin pun menjadi 2 C lebih hangat daripada suhu udara tahunan rata-rata.

Proses evakuasi jasad dari kamp-kamp di gunung tersebut merupakan proses yang sulit dan mahal.

Para ahli menyebut biayanya bisa berkisar antara 40 ribu dolar AS (Rp 572 juta) hingga 80 ribu dolar AS (Rp 1,14 miliar) untuk menurunkan jasad pendaki.

Selain tempat evakuasi yang begitu tinggi, tubuh jasad pendaki disebut sangat berat sehingga menambah sulitnya proses evakuasi.

"Salah satu upaya yang paling sulit adalah dari ketinggian 8.700m, di dekat puncak," kata Ang Tshering Sherpa.

"Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus diturunkan dari tempat yang sulit di ketinggian itu," imbuhnya.

Dikutip dari foxnews.com pada Minggu (24/3/2019), pernah ada proses evakuasi jasad pendaki asal India dan dua orang lain di sana yang memakan biaya 92 ribu dolar AS (Rp 1,31 miliar).

Baca: Wijaya Saputra Bantah Berita akan Nikahi Gisel, Saya Bukan Orang Seperti Itu

Jasad pendaki India tersebut sudah setahun terkubur di Gunung Everest.

Sempat terjadi debat untuk mengevakuasi jenazahnya lantaran risiko kematian begitu besar bagi orang-orang yang mengevakuasi.

"Proses evakuasi adalah tindakan yang sangat berbahaya," ujar petugas pemerintah Bengali Barat, Sayeed Ahmed Baba.

"Sangat sulit untuk mencari orang yang rela melakukan evakuasi. Namun hal tersebut tetap harus dilakukan demi keluarga (yang meminta evakuasi jasad)," imbuhnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved