Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Teroris

ISIS Dinyatakan Sudah Kalah, Apakah Mereka Sudah Berakhir ?

Pasukan koalisi Suriah dukungan Amerika Serikat telah mengumumkan kekalahan ISIS setelah kubu terakhir kelompok itu bisa direbut.

Editor:
Tribunnews.com
ISIS Dinyatakan Kalah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasukan koalisi Suriah dukungan Amerika Serikat telah mengumumkan kekalahan ISIS setelah kubu terakhir kelompok itu bisa direbut.

Peristiwa ini sekaligus mengakhiri kekalifahan yang diproklamasikan ISIS pada 2014.

Baca: Selain Kasatres Narkoba Kompol DH, Napi Raymond Waney Tuding Pejabat BNNP Sulut AKBP JT Terima Suap

Di masa jayanya, ISIS menguasai wilayah seluas 88.000 kilometer persegi, memerintah 8 juta orang, serta menghasilkan uang dari minyak, pemerasan, perampokan, dan penculikan.

Meski secara fisik kekalifahan bentukan ISIS sudah runtuh, tetapi kelompok ini terbukti sulit dibasmi dan kekalahan saat ini diyakini bukanlah akhir dari ISIS.

Baca: BREAKING NEWS: Gempa Bumi 6,3 SR Guncang Kota Manado dan Sekitarnya

Panglima Komando Pusat AS Jenderal Joseph Votel pada Februari lalu mengatakan, perlawanan terhadap ISIS yang saat ini tercerai berai harus tetap dijaga.

Sebab, meski tercerai berai, ISIS masih memiliki para pemimpin, pasukan, fasilitator, sumber daya, dan ideologi yang menjadi "bahan bakar" utama gerakan mereka.

Baca: Fadli Zon: Marahpun Tak Pantas, Bukan Kelas Presiden Ini Mah, Tak Layak Jadi Presiden RI

Dan, jika tekanan terhadap ISIS mengendur maka kelompok itu bisa kembali muncul di Suriah dalam 6-12 bulan.

Tak hanya itu, ISIS bisa kembali merebut wilayah secara terbatas di lembah Sungai Eufrat di Suriah.

Peringatan yang disampaikan sejumlah perwira militer ini agaknya dilakukan untuk mencegah niat Presiden Donald Trump menarik seluruh 2.000 personel militer AS dari Suriah, seperti yang dijanjikannya pada Desember tahun lalu.

Janji Trump itu berefek pada mundurnya Menhan Jim Mattis dan mengejutkan para sekutu AS yang tergabung dalam koalisi untuk memerangi ISIS.

Gedung Putih, pada Januari menjanjikan akan menyisakan 400 personel "penjaga perdamaian" di Suriah untuk sementara waktu.

Dan, 200 personel di antaranya ditempatkan di pos Al-Tanf yang berada di perbatasan Suriah, Jordania, dan Irak.

Di Irak, yang mengumumkan kemenangan atas ISIS pada Desember 2017, anggota kelompok ini sudah berubah menjadi sebuah jaringan tertutup.

Demikian kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres dalam laporannya kepada Dewan Keamanan pada Februari lalu.

"Ini adalah fase transisi, adaptasi, dan konsolidasi. ISIS mengorganisasi sel-selnya di level provinsi, mereplikasi fungsi-fungsi kepemimpinan," ujar Gutteres.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved