Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

5.101 Kartu KIS Belum Dicetak, Rudi Malah: Baru 2650 dicetak dan Siap Edar

Sebanyak 2.650 keping Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk warga Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, telah dicetak

Penulis: | Editor: Chintya Rantung
Tribun Manado/Vendi lera
Kepala Dinas Sosial, Rudi Malah 

5.101 Kartu KIS Belum Dicetak, Rudi Malah: Baru 2650 dicetak dan Siap Edar

TRIBUNMANADO.CO.ID,TUTUYAN- Sebanyak 2.650 keping Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk warga Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, telah dicetak.

Menurut Kepala Dinas Sosial, Rudi Malah, kartu KIS ini akan dibagi ke warga miskin di 80 desa. KIS dibiaya dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

"Masih ada 5.101 keping KIS belum dicetak dinas Sosial," ujar Rudi Malah, Selasa (19/3/2019).

Baca: Datangi KPU dan Bawaslu, 40 Ulama di Madura Sampaikan Kecurigaan Soal ASN yang Diduga Tak Netral

Baca: (VIDEO) Terbongkar karena Rokok, Kakek 70 Tahun Cabuli 3 Bocah SD dan Sudah Berlangsung 4 Kali

Baca: (VIDEO) Jadi Korban Pencabulan Guru Wanita, Seorang Siswa SMA Bunuh Diri karena Malu

Kata dia, total kuota peserta KIS dari 2018 dan 2019, untuk Boltim yang biayai APBN berjumlah 27.353, namum hanya 21.962 berkas lengkap. Sedangkan dibiayai APBD 22.288 lengkap berkas 17.780 peserta.

Kartu KIS yang sudah dicetak, akan dibagi ke setiap desa lewat Sangadi. Nantinya ada berkas belum lengkap segera dilengkapi.

Jika ada warga yang belum mendapat kartu KIS. Dikarenakan adanya berkas belum lengkap, sehingga proses cetak terkendala.

"Paling banyak masalah kependudukan tidak ada NIK," ujar dia lagi.

Baca: (VIDEO) Jadi Korban Pencabulan Guru Wanita, Seorang Siswa SMA Bunuh Diri karena Malu

Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Rusmin Mokoagow mengatakan, waktu lalu tim yang melakukan pendataan dari Puskesmas, sehingga tidak mengacu pada kartu keluarga (KK).

"Kami siap membantu warga yang belum memiliki NIK dengan datang langsung ke kantor dinas untuk dikoreksi," ujar Rusmi Mokoagow.

Ia menambahkan, ada nama tidak sesuai dengan sistem, sehingga sulit untuk mengakses NIK, karena salah huruf atau lainnya. (Ven).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved