Longsor Tambang Bakan
Evakuasi Korban Tambang Bakan, Hari Ke-8 Tim Evakuasi 11 Kantong Jenazah
Langit-langit dari goa tambang Bakan turun atau mulai jatuh, sehingga diyakini para korban tertimbun, bukan terperangkap.
Penulis: Maickel Karundeng | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Tim gabungan terus berupaya mengevakuasi para korban longsor di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow.
Pada hari ke-8 pascalongsor yang menutup goa tambang, Selasa (5/3/3019), tim sudah mengevakuasi 11 kantong jenazah, beberapa di antaranya berupa potongan tubuh korban.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Budi Purnomo menyampaikan, memasuki hari ke-8, tim membagi dua kegiatan atau dua season evakuasi.
Yang ertama terhitung mulai dari tanggal 26 Februari sampai tanggal 3 Maret. Selama itu tim mengevakuasi 27 korban yang didapat.
Dari 19 orang yang semula selamat, 1 orang kemudian tidak lagi bisa ditolong sehingga korban meninggalnya menjadi 9.
Kemudian ada jeda waktu pada tanggal 28 Februari saat tim berhenti untuk proses pembukaan akses menuju goa tambang.
“Kita mendapatkan kesulitan di mana lokasi tersebut masih betul-betul kita ragu, apakah saat itu kondisi korban masih dalam keadaan hidup atau meninggal dunia,” kata dia.
Baca: UPDATE 34 Nama Korban Tambang Bakan, Lima Jenazah Teridentifikasi, Empat Potongan Tubuh Dikubur
Baca: Sang Bibi Ungkap Pesan Terakhir Julfikran Makainda, Korban Longsor Tambang Bakan
Saat itu Basarnas harus menggunakan rescue radar atau alat pendeteksi detak jantung dan nadi untuk memastikan korban di dalam radius 60 meter masih memiliki tanda-tanda kehidupan.
“Di hari berikutnya, tanggal 1 Maret, kita juga lakukan hal yang sama yaitu assessment. Kita memanggil tokoh agama dan tokoh adat untuk didoakan sebelum kita buka lubang. Yakin semua atas izin yang hadir di sana, perwakilan keluarga, kita buka lubang," ungkap Budi.
Setelah dipastikan bahwa di dalam lubang tidak ada lagi kehidupan dan diperkuat dengan deteksi alat, maka tim bergerak dengan menggali dari samping, bukan dari atas.
Ia menjelaskan, langit-langit dari goa tersebut turun atau mulai jatuh, sehingga diyakini para korban tertimbun, bukan terperangkap.
"Saya minta juga dengan Kapolres, Dandim, dan semua dari perusahaan PT JRBM sepakat bahwa ini adalah tertimbun. Maka kita terus mengambil dari sisi luar dengan alat berat 20 ton dengan 28 ton dan diganti lagi dengan 48 ton. Sehingga kita perlu membuat turun lagi agar lebih mudah material yang menimbun korban yang terdiri dari batu-batu besar," jelasnya.
Baca: Wanita Asal Mataindo Bolsel Ini Mengaku 2 Keponakannya Tewas di Tambang Bakan
Baca: Bau Mayat Menyengat, Tim Evakuasi Tambang Bakan Jalani Vaksinasi
Dengan upaya dan perhitungan matang, tim mulai mendapatkan para korban.
“Evakuasi kedua ini terhitung mulai tanggal 4 Maret dengan hari ini, korban yang ditemukan kita beri sebutan bukan korban, tapi sekian kantong. Kita sudah berusaha sampai sore tadi sudah 11 kantong dan kemarin 2 kantong,” terang dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/tambang-bakan-evakuasi.jpg)