Polisi Sebut Perkiraan Dukun Tak Bisa Dijadikan Bukti Saat Sidang Penemuan Mayat di Bolsel
Kapolsek Pinolosian Iptu Herdi Manampiringmenegaskan perkiraan dukun tidak bisa digunakan dalam pengadilan.
Penulis: Nielton Durado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Belum terbongkarnya siapa pelaku pembunuhan atas Fidya Bonde (13) warga desa Kombot Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Membuat warga pun memanggil orang pintar (dukun) untuk mencari tahu. Dari situlah, warga Desa Kombot mencurigai satu nama berdasarkan perkiraan dukun.
Meski begitu, Kapolsek Pinolosian Iptu Herdi Manampiring ketika ditemui awak media, Sabtu (2/3/2019) menegaskan perkiraan dukun tidak bisa digunakan dalam pengadilan.
"Itu harus disertai bukti yang kuat, makanya kalau hanya kata dukun tidak akan ada gunanya saat di pengadilan nanti," bebernya.
Ia menegaskan jika proses penyelidikan kasus ini tetap terus didalami pihaknya. "Kami masih periksa saksi untuk mencari serangkaian kejadian. Kalau sudah A1 (informasi bisa dipercaya), rekan-rekan media tetap kami undang kok," tegasnya.
Baca: Penemuan Mayat Fidyawati Bonde di Bolsel Masuk Hari ke-20, Polisi Terus Selidiki
Ia juga meminta agar masyarakat berhenti berasumsi dan menggunakan dukun. "Bantu kami dengan memberikan keterabgan yang jelas," pinta perwira dua balok ini.
Sebelumnya diketahui, Warga Desa Kombot, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dihebohkan dengan penemuan mayat gadis bernama Fidya Bonde yang berusia 13 tahun dalam kondisi tanpa busana di Perkebunan Cengkih pada Selasa (05/02/19)
Jasad tersebut ditemukan pertama kali oleh Saad Paputungan. Dia mengatakan, peristiwa penemuan mayat tersebut berawal pada saat dirinya berangkat ke kebunnya yang tidak jauh dari desa.
"Setelah sampai ke kebun saya melihat gubuk di kebun sudah berantakan dan menemukan celana dalam milik perempuan," ungkap Saad Paputungan
Merasa ada yang janggal, dia kembali ke kampung dan melaporkan hal tersebut kepada sejumlah warga.
"Kemudian bersama dua orang warga bernama Helmi Laimo (45) dan Ismail Paputungan (40) kembali ke gubuk," ungkapnya.
Baca: Penemuan Mayat Fidyawati Bonde di Bolsel Masuk Hari ke-20, Polisi Terus Selidiki
Setelah sampai di gubuk, Helmi Laimo dan Ismail Paputungan menelusuri jejak di antara semak yang rubuh seperti bekas orang yang menarik tumpukan daun kelapa mengarah ke jurang.
"Akhirnya kami melihat mayat anak perempuan terlentang dan dalam kondisi telanjang bulat," jelasnya.
Saad Paputungan bersama dua rekannya tersebut mendekati jasad tersebut untuk mengetahui identitasnya. Mereka kaget karena jasad tersebut mereka kenal. Korban sudah 2 hari tak kembali ke rumah.
"Kaget kami, kemudian melaporkannya kepada aparat setempat lalu dievakuasi," jelasnya.