Kisah 30 Kopassus TNI Lawan 3 Ribu Pemberontak Kongo, Bermodal Jubah dan Bawang Putih
Suatu saat Kopassus taklukkan 3 ribu pemberontak di Kongo hanya bermodal modal jubah putih, bawang putih, dan senjata.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kehebatan dan kepahlawanan Kopassus milik TNI sudah tak diragukan lagi.
Bangsa Indonesia patut berbangga memiliki satu di antara pasukan elitnya yang disegani militer internasional
Kopassus sering diterjungkan dalam berbagai misi khusus termasuk di Kongo
Suatu saat Kopassus taklukkan 3 ribu pemberontak di Kongo hanya bermodal modal jubah putih, bawang putih, dan senjata.
Penasaran kisahnya?
banyak yang tahu bahwa ternyata tentara nasional kita TNI pernah membuat dunia kagum sekaligus menelan ludah karena tercengang dengan apa yang mereka lakukan.
Dikutip dari Artileri.org, Kopassus sebagai bala tentara utama Indonesia pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.

Kejadiannya berawal pada tahun 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, TNI kembali diminta oleh United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.
Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris, pasukan perdamaian indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III).
Di mana anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lainnya termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Konga III berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962 dan akan bertugas di Albertville, Kongo selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).
Daerah yang menjadi medan operasi pasukan Garuda terkenal sangat berbahaya karena di situ terdapat kelompok-kelompok milisi atau pemberontak pimpinan Moises Tsommbe yang berusaha merebut daerah tersebut karena kaya akan sumber daya mineral.
Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat, mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia.
Pada saat itu tahun 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan.
Namun, di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.