Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Tomohon

Polisi Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Deasy Tuwo, Kapolres Tomohon: Kami Tetap Lanjutkan Penyidikan

Kapolres Tomohon AKBP Raswin Bachtiar Sirait SIK SH MSi mengatakan, untuk kasus Deasy Tuwo, korban dimakan buaya, saat ini sudah tahap penyidikan.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FERDINAND RANTI
Polisi Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Deasy Tuwo, Kapolres Tomohon: Kami Tetap Lanjutkan Penyidikan 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Kapolres Tomohon AKBP Raswin Bachtiar Sirait SIK SH MSi mengatakan, untuk kasus Deasy Tuwo, korban dimakan buaya, saat ini sudah tahap penyidikan.

"Untuk saksi sudah kami periksa sejumlah 14 orang, hasil autopsi sudah keluar, keterangan dokter menyatakan, korban meninggal akibat gigitan hewan besar," katanya, Selasa (19/02/2019).

Intinya menurut Kapolres Tomohon adalah, dari gigitan itu masih terdapat resapan darah.

"Korban meninggal pada saat tergigit, Kami tetap melanjutkan penyidikan, Terkait dengan pasal 40 ayat 2 junto pasal 21 ayat 2 terkait dengan hewan yang dilindungi tidak boleh dipelihara tanpa izin," katanya.

Ia berharap kepada warga agar memiliki Izin jika memelihara hewan dilindungi.

Pada Jumat (11/01/2019) lalu, Erling Rumengan (37) wakil kepala jaga VII, Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa kaget saat menemukan jasad Deasy Tuwo (44) warga Suluun, Minahasa Selatan di dalam kolam penangkaran buaya pada Jumat (11/1/2019).

Erling memang sedang mencari keberadaan korban yang juga Kepala Laboratorium CV Yosiki pada pagi itu.

Dia mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara milik warga negara Jepang, Mr Ochiai.

Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan,

Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.

"Kami penasaran saat melihat ke arah kolam buaya, ada benda mengapung, ternyata tubuh Deasy. Kami takut menyentuhnya dan melaporkan kejadian tersebut di Polsek Tombariri," katanya. 

Buaya pemeliharaan yang menerkam Deasy Tuwo
Buaya pemeliharaan yang menerkam Deasy Tuwo (TRIBUNMANADO/FERDINAND RANTI)

Sosok Korban

Nasran, warga lainnya mengenal korban sebagai wanita yang rajin

Ia mengetahui Deasy merupakan sosok wanita yang ulet dan teliti.

"Apalagi dia sebagai kepala lab mutiara, sosok yang pendiam juga sih," kata Nasran saat ditemui di lokasi kejadian.

Ia pun kaget saat mendapat informasi bahwa wanita berumur 44 tahun itu hilang setengah badan dimakan buaya.

"Bingung juga kenapa bisa sampai dimakan buaya, memang kesehariannya selain menjaga lab, dia memberi makan buaya setiap pagi dan menjelang malam," kata dia.

Bahkan ia mengatakam, anaknya juga sering menemani Deasy saat memberi makan buaya.

"Buaya itu setiap hari diberi makan ikan tuna, ayam bahkan hewan babi," katanya.

Buaya peliharaan serang manusia di Tanawangko, Minahasa
Buaya peliharaan serang manusia di Tanawangko, Minahasa (Facebook Melky Pangemanan Nazara)

Setelah gempar, warga terus berdatangan di lokasi tempat kejadian perkara buaya memakan wanita atas nama Deasy Tuwo .

Police line sudah dipasang dan pintu masuk di lokasi perusahaan pembibitan mutiara sudah terkunci.

Salah satu warga yakni, Nasrah mengatakan, ia mengetahui bahwa korban sudah sekitar 15 tahun bekerja di perusahaan pembibitan mutiara tersebut.

"Dia (korban) belum merid dan setahu saya dia sudah lama bekerja disitu, selain menjaga perusahaan pembibitan mutiara, dia juga ditugaskan memberi makan buaya tersebut," kata warga setempat.

Sementara Endi saat ditemui dilokasi kejadian mengatakan, buaya tersebut ia ketahui sudah ada sejak tahun 1990-an.

"Waktu itu saya masih SMA dan buaya ini sudah ada, dulu kecil dan sekarang saya lihat sudah sangat besar," katanya.

Ia mengetahui, pemilik perusahaan tersebut merupakan warga Negara Jepang.

"Setahu saya yang punya orang Jepang," katanya.

Terpisah, Maikel Mokodompit, pemandi jenazah di RSUP Kandou mengaku kaget saat mengetahui jasad Deasy Tuwo yang dimandikannya merupakan korban yang diterkam buaya.

Maikel Mokodompit, mengaku selama delapan tahun menjadi personel di unit pemulasaran jenazah RSUP Kandou Malalayang, baru kali ini ia memandikan jenazah korban buaya.

Maikel Mokodompit, yang ditemui sedang bersantai di depan unit pemulasaran mengaku ada tiga orang yang memandikan jasad tersebut.

Proses pemandian tak lama, tak sampai tiga puluh menit.

Maikel menggambarkan, saat itu bagian tubun korban sudah habis.

Tersisa kepala dan dua kaki. Tangan pun sudah raib.

Buaya Pemangsa Deysi dievakuasi
Buaya Pemangsa Deysi dievakuasi (Tribun manado / Andrew Pattymahu)

"Kemungkinan buaya menerjangnya dari pinggir. Mungkin juga karena masih kenyang, makanya tak makan sampai habis," ujarnya.

Baginya jasad yang tak utuh sudah biasa.

Hanya saja memang baru kali ini ia menangani korban gigitan buaya.

(Tribunmanado.co.id/Ferdinand Ranti/Finneke Wolajan) 

BACA JUGA:

Baca: Taufik R Gani Ternyata Punya Kebiasaan Pamer, Uang Hasil Curian Ditukar ke Pecahan Rp 50 Ribu

Baca: Ternyata Ini Alasan Jokowi Pegang Pulpen Saat Debat Pilpres, Menurut Pakar Mikro Ekspresi

Baca: Oknum Dosen di Bali Setubuhi Paksa Mahasiswinya sampai 3 Kali, Berawal dari Nilai

Baca: Video Detik-detik Nyawa Keluarga Melayang karena Masalah Tanah, Dipukul Pakai Linggis dan Parang

Baca: VIDEO VIRAL - Gara-gara Cowok, Siswi SMA Ini Dikeroyok Kakak Kelasnya, Lihat Videonya di Sini

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved