Terseret Data Inflasi AS: Begini Prediksi Pergerakan Rupiah
Data inflasi Amerika Serikat (AS) di Januari yang stabil menekan pergerakan mata uang Garuda. Kemarin, kurs spot rupiah melemah 0,22%
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Data inflasi Amerika Serikat (AS) di Januari yang stabil menekan pergerakan mata uang Garuda. Kemarin, kurs spot rupiah melemah 0,22% menjadi Rp 14.090 per dollar AS. Sejalan, kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga terkoreksi 0,47% menjadi Rp 14.093 per dollar AS.
Menurut analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra, rupiah melemah setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis inflasi periode Januari lalu stagnan. Namun inflasi inti AS kembali naik 0,2%. Kenaikan inflasi inti ini sudah terjadi selama lima bulan berturut-turut.
Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, menambahkan, hal tersebut membuat indeks dollar AS naik di atas level 97. "Jadi timbul kekhawatiran investor The Federal Reserve akan melanjutkan pengetatan moneter," kata dia.
Ahmad memprediksi rupiah kembali melemah karena data neraca perdagangan masih defisit. Hitungan Ahmad, defisit neraca dagang mencapai US$ 1 miliar. Ia menghitung rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.100-Rp 14.150 per dollar AS.
Sedangkan Putu memperkirakan, mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp 13.980-Rp 14.145 per dollar AS.
BOLT Incar Kenaikan Kinerja 8%-10%
PT Garuda Metalindo Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan 8%-10% year on year (yoy) tahun ini. Strategi produsen mur dan baut tersebut adalah memperluas pemasaran.
Garuda Metalindo memproduksi komponen otomotif dan alat berat. Target pemasarannya ke pasar domestik dan ekspor. "Range produk tahun ini masih sama, hanya segmen market saja yang kami perluas," kata Anthony Wijaya, Direktur PT Garuda Metalindo Tbk kepada KONTAN, Rabu (13/2) lalu.
Hingga September tahun lalu, PT Astra Honda Motor tercatat sebagai pelanggan terbesar dengan transaksi senilai Rp 377,96 miliar atau 43,15% terhadap total penjualan 875,84 miliar. Menyusul dua pelanggan besar lainnya, yakni PT Astra Daihatsu Motor dan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor.
Untuk memuluskan agenda bisnis, Garuda Metalindo menyediakan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 25 miliar. Capex itu adalah sisa anggaran tahun lalu yang ditambahkan dengan anggaran baru tahun ini. Sumber dananya berasal dari kas internal.
Selain memacu penjualan, Garuda Metalindo ingin mengerek net profit margin atau margin laba bersih. Emiten berkode saham BOLT di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut ingin menaikkan margin laba bersih dari 7% tahun lalu menjadi 10% di tahun ini.
Garuda Metalindo belum mempublikasikan pencapaian kinerja 2018. Namun manajemen perusahaan menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tahun lalu tidak berdampak signifkan. Evaluasi kontrak penjualan dengan pelanggan setiap tiga bulan dan enam bulan sekali, memungkinkan mereka menyesuaikan harga jual.
Namun penyesuaian harga jual tidak bisa serta-merta. "Nilai tukar yang disesuaikan ke harga jual untuk customer tahun lalu, baru akan bisa terealisasi di tahun 2019," terang Anthony.
Blue Bird Perbesar Segmen Non Taksi
PT Blue Bird Tbk berencana memperbesar porsi pendapatan segmen non-taksi tahun ini. Selain meningkatkan utilitas angkutan taksi di atas 70%, sepanjang tahun ini Blue Bird bakal memperkuat segmen non taksi, salah satunya dari segmen wisata.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/rupiah_20181010_010257.jpg)